Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan Polri perlu menjelaskan secara transparan apa yang ada di balik peristiwa kerusuhan Mako Brimob. Pasalnya, menurut Fadli, tidak mungkin napi teroris tersebut marah jika tidak ada pemicunya.
"Harus transparan karena beritanya berbeda-beda. Kenapa mereka bisa marah ada di situ. Itu harus ada penjelasan yang menurut saya nyata gitu," kata Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/5/2018).
Ia memaparkan berita yang disampaikan oleh pihak kepolisian terkait peristiwa itu selama ini terlalu simpang siur. Mulai korban hingga napi teroris yang terlibat pada kerusuhan tersebut tidak ada kabar selanjutnya.
"Berita awalnya tidak ada korban, tiba-tiba ada korban polisi, terus ada katanya yang bertahan 10 orang yang masih melakukan perlawanan tapi nggak jelas siapa yang melakukan perlawanan. Terus tiba-tiba hilang semua, tiba-tiba sudah pindah lagi ke Nusakambangan," paparnya.
"Kan ini harus dijelaskan apa yang sesungguhnya terjadi, simpang siur, apa penyebab mereka bisa menguasai itu," imbuhnya.
Meski begitu, Fadli juga mengungkapkan pihaknya pun tetap menjalankan fungsi pengawasan terkait hal itu. Ia juga akan membicarakan hal itu dengan komisi terkait.
"Di sini juga saya kira DPR menjalankan fungsi pengawasan. Untuk itu, nanti pada waktunya, komisi terkaitlah saya kira akan mempertanyakan itu," tutupnya.
Kerusuhan di Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, terjadi kurang-lebih 36 jam pada Selasa (8/5) hingga Kamis (10/5). Ada lima anggota Polri yang gugur dalam peristiwa ini yang baru diketahui pada Rabu (9/5).
Pada peristiwa itu, hanya ada satu dari sembilan polisi yang disandera napi teroris dan berhasil dibebaskan. Sementara itu, tiga polisi lainnya mengalami luka serius dan dilarikan ke rumah sakit.
Penyebab kerusuhan mulanya disebut adalah makanan keluarga napi bernama Wawan yang belum diantarkan. Belakangan, baru diketahui bahwa para napi juga minta bertemu dengan pimpinan mereka, Aman Abdurrahman. dtc