Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sipoholon. Sipoholon adalah nama salah satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput). Sipoholon terkenal akan produk gitar akustiknya yang sudah menasional, bahan mendunia karena kualitas suaranya yang nyaring. Biasanya kalau ada tamu gereja-gereja dari mancanegara, mereka membawa gitar pulang ke negaranya.
Karena suaranya yang nyaring dan bodi gitarnya yang kuat, maka tak heran banyak peminatnya, bahkan mereka kawalahan memenuhi permintaan pasar. Para pengrajin gitar Sipoholon pun tak perlu susah payah memasarkan produknya ke luar daerah. Karena konsumen datang langsung ke Sipoholon membeli gitar. Konsumen mereka pada umumnya kalangan pendidikan/sekolah, gereja-gereja, pribadi hingga pesanan pemilik kedai tuak di Kabupaten Taput.
“Gitar akustik produk Sipoholon sudah dikenal baik oleh pencinta seni musik. Selain itu, kita sudah sering dilibatkan oleh Pemkab untuk mengikuti pameran-pameran pembangunan, semisal perayaan Pesta Danau Toba, ikut serta dalam pameran di Kota Surabaya,” kata Rohobby Siregar (45), salah satu pengelola home industri gitar Sipoholon saat ditemui medanbsinisdaily.com di sanggar gitar miliknya, Rosir Gitar Sipoholon, di Jalan Naipospos/Jalan Tarutung-Balige, Kecamatan Sipoholon, Taput, Senin (4/6/2018).
ia mengatakan, karena banyaknya pemrintaan, mereka tidak sempat memasarkan gitarnya ke luar daerah. Ya, mungkin para konsumen lebih yakin kualitas gitarnya, karena konsumen melihat langsung kita yang mengerjakan pembuatannya. Itulah sebabnya, kita belum pernah repot-repot untuk memasarkan gitar akustik ini," papar Rohobby.
Rohobby Siregar (45) mengatakan, selain suaranya nyaring, gutar buatannya juga kuat atau awet. Pasalnya, bahannya tidak terbuat dari papan triplek sebagaimana gitar pada umumnya, tapi terbuat dari kayu alam sejenis kayu mahoni atau sebutan khas di daerah itu dinamakan kayu antuang dan kayu keras lainnya.
Menurut alumni Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan ini, untuk pembuatan sebuah gitar akustik, sebenarnya mereka cukup hanya menggunakan dua jenis kayu alam. Peruntukkan kedua jenis kayu yakni, untuk bodi gitar digunakan kayu antuang dan untuk gagang gitar/letak grip digunakan kayu keras semisal kayu kapur maupun kayu merah.
Penggunaan kayu antuang untuk bodi gitar, terang Rohobby, akan menghasilkan suara gitar yang sangat nyaring. Dan menggunakan kayu tersebut, sangat memudahkan pengerjaan bodi, khususnya di saat membentuk lekukkan bodi gitar. Kayunya lembut dan tidak mudah pecah.
Bahan baku/kayu antuang, ungkap Rohobby Siregar, merupakan kayu lokal di Tapanuli Utara. Kayu antuang masih tersedia di hutan-hutan rakyat di Tapanuli Utara.
Biasanya, kita mengorder per kubik (sekitar Rp 2 juta per kubik). “Kita order misalnya satu kubik, ya tidak semuanya bisa dipergunakan. Namun, itulah konsekuensi daripada pekerjaan. Karena untuk bodi/papan depan gitar, harus benar-benar kita pilih yang terbaik jika ingin menghasilkan suara gitar yang sangat nyaring,”tutur Rohobby.
Enam unit gitar akustik, ujar Rohobby, dapat dikerjakan oleh dua orang dalam seminggu. Hal itu bisa dikerjakan berkat teknologi yang sudah maju. Sebab, untuk pekerjaan membelah papan untuk bodi gitar hingga menghasilkan ketebalan sekitar tiga millimeter, sudah memakai mesin ketam dan mesin amplas kayu. Serta untuk pembuatan gagang/tempat grip gitar, juga sudah menggunakan gergaji mesin.
Sebelum pengerjaan gitar akustik, sambung Rohobby, mereka pastikan kayu antuang/untuk bodi, sudah kering. Alhasil, setelah dilakukan perakitan, kayu yang digunakan saat dilem dengan lem fox dan di-press, bisa langsung senyawa.
"Setelah rampung satu per satu perangkat gitar di-press, kita memasang grip, kupingan dan kelengkapan lainnya. Untuk grip dan kupingan gitar, kita pesan dari Kota Medan," imbuhnya.
Untuk harga, Rohobby mengatakan, untuk kelas menengah Rp 800.000 dan untuk kualitas terbaik Rp 1,4 juta hingga Rp 2 juta.
“Kita kadang kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar. Agar konsumen tidak kecewa, setidaknya kita menyediakan 20 unit gitar stok di sanggar ini. Hal itu terjadi, karena terkendala dengan tenaga ahli,” sebutnya, sembari mengutarakan di sanggar tersebut mereka hanya berdua yang menekuni pembuatan gitar.