Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Mantan Ketua Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba, (BP GKT) Alimin Ginting ingatkan tim BP GKT yang sekarang agar kembali ke semangat dan konsep awal. Hal itu dikatakan Alimin kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (10/6/2018) dalam satu acara di Djamin Ginting, Pasar 12, 5.
"Saya selaku mantan Ketua BP GKT merasa kecewa dengan tim BP GKT sekarang. Banyak konsep mereka yang melenceng. Geopark itu harus bottom up. Partisipatif dari masyarakat bukan top down seperti sekarang," katanya.
Selain itu, dari struktur kelembagaan juga tidak pas. Di masa saya, pemimpin BP GKT itu namanya ketua. Sekarang menggunakan istilah General Manager (GM), seolah-olah Geopark itu sebuah perusahaan.
"Itu dosa Gagarin dan Indiyo. Dengan istilah GM itu, masyarakat kini mengira BP GKT sebuah perusahaan," katanya. Saya sudah ingatkan mereka tapi tidak direspon. Padahal masyarakat sebelumnya sudah wellcome.
"Di masa saya, masyarakat yang saya temui bilang, kami tidak tahu Geopark itu, tolong Pak Alimin kami diajarkan sampai paham," aku Alimin. Jadi sebenarnya masyarakat sudah siap untuk diajak kerja sama," kata Alimin.
Inilah yang saya sesalkan. Padahal mereka (BP GKT-red) tinggal melanjutkan. Tapi tak mampu. Waktu saya memimpin saya desak pemerintah melalui Tim Percepatan untuk membangun pusat-pusat informasi dan edukasi serta sign board di sejumlah tempat. Hasilnya bisa dilihat sekarang. Jadi mereka tinggal lanjutkan saja. Masyarakat sudah wellcome tapi BP GKT dan pemerintah yang tak siap, ujar Alimin.
"Saya bilang ke Gubernur saya tidak cari kerja di sini. Saya yang diminta gabung, jadi kalau mau berhasil Geopark ini, tolong kerjakan apa yang saya dan tim saya bilang. Dan itu dilaksanakan. Kalau sekarang siapa yang berani bilang, karena pengurusnya adalah bawahan gubernur yang sebagian ASN. Sebenarnya bukan soal ASN atau tidak ASN tapi kerja mereka jadi sangat birokratif," kata Alimin.
Disinggung soal rencana kedatangan tim asesor UNESCO, Alimin mengaku dilema. "Saya secara pribadi dilema. Di satu sisi ingin Geopark ini terwujud tapi di sisi lain sebagai profesional saya tidak bisa menutup mata dengan kekurangan ini. Saya merasa ada kebohongan-kebohongan yang terjadi," katanya.