Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Selama masa libur Lebaran, mulai 11-20 Juni 2018, seluruh petugas lapangan terutama petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Pengamat Hama dan Penyakit (POPT-PHP) se Sumatera Utara (Sumut) diminta agar tetap siaga.
"Tetap siaga melakukan pengamatan dan pengawalan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) di setiap wilayah kerjanya masing-masing selama libur cuti bersama hari raya Idul Fitri tahun 2018," kata Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Marino, ketika dihubungi melalui WhatsApp, Jumat (15/6/2018).
Di samping itu, kata dia, juga melakukan komunikasi aktif mengenai kondisi pertanaman dan perkembangan OPT di tingkat lapang terutama hama wereng batang coklat (WBC), tikus, hama penggerek batang blas dan kresek.
"Komunikasi dapat dilakukan baik melalui WhatsApp grup, SMS maupun hubungan telepon antara pihak-pihak terkait seperti penyuluh lapang, ketua kelompok tani, petani pengamat dan UPTD Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut," ucap Marino.
Tetapi lanjut Marino, apabila serangan OPT dalam kondisi yang sudah melampaui batas ambang kendali para petugas agar segera melaksanakan gerakan pengendalian baik dengan swadaya petani maupun bantuan pestisida yang bersumber dari gudang Brigade Proteksi Tanaman terdekat.
"Ini kita lakukan untuk menjaga tanaman petani khususnya tanaman padi tidak sampai mengalami puso atau kegagalan panen," jelasnya.
Jadi meski libur Lebaran cukup panjang, tapi pengamatan terhadap serangan OPT, kata Marino, tetap dilakukan. Tidak ada kata libur.
"Potensi perkembangbiakan OPT itu cukup tinggi, karena siklus tanam yang terus menerus dilakukan sulit untuk memutus mata rantai OPT tersebut. Karena itu pertanaman yang dilakukan petani harus benar-benar dikawal, jangan sampai gagal," ujarnya.
Pertanaman yang terus menerus dilakukan petani menurut Marino, juga sesuai arahan dari Kementerian Pertanian untuk mengejar swasembada pangan untuk komoditi padi, jagung dan kedelai (Pajalele)