Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mendesak pemerintah mengevaluasi libur Lebaran Idul Fitri tahun ini yang dinilai terlalu lama. Sebab, kebijakan tersebut telah menyebabkan kinerja ekspor menurun signifikan.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) GPEI Khairul Mahalli mengungkapkan, akibat kebijakan tersebut, banyak jadwal ekspor yang terpaksa harus ditunda. "Bahkan ada yang batal ekspor," katanya, di Medan, Senin (18/6/2018).
Menurut dia, sebelumnya pemerintah menjamin bahwa operator pelabuhan tetap bekerja pada hari libur. Namun, hal itu percuma karena kontainer juga tak bisa keluar dari depo.
Masalah berikutnya adalah instansi perbankan juga tak beroperasi sehingga proses transaksi menjadi terhambat. Pengurusan surat keterangan asal (SKA) juga tak bisa dilakukan karena Dinas Perindustrian dan Perdagangan di masing-masing daerah juga libur.
"Jadi percuma misalnya Pelindo tetap kerja, operator tetap kerja kalau instansi atau dinas terkait untuk pengurusan dokumen ekspor libur," ungkapnya.
Pihaknya sendiri memang belum menghitung berapa kerugian yang dialami pengusaha akibat libur Lebaran yang terlalu lama ini. Hanya saja, dia telah mendapat laporan dari sejumlah daerah bahwa ada beberapa jadwal ekspor yang tertunda dan dibatalkan. "Apalagi ada pembatasan kendaraan pengangkut barang. Tidak boleh kontainer besar," ungkapnya.
Menurut dia, belum ada satu pun negara lain yang menerapkan libur panjang seperti Indonesia. "Ini agak bertolak belakang dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan produktifitas dengan slogan kerja, kerja, kerja," tegasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta pemerintah segera mengevaluasi kebijakan tersebut. "Tahun depan jangan seperti ini lagi. Pengusaha rugi dan tentu akan berpengaruh terhadap ekonomi secara keseluruhan," pungkasnya.