Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi. Menteri Pariwisata Arief Yahya terus mengupayakan Bandara Banyuwangi agar bisa menjadi bandara internasional. Salah satunya dengan melobi sejumlah maskapai untuk membuka rute penerbangan dari Banyuwangi ke luar negeri.
"Saya sudah melobi dua maskapai untuk membuka rute penerbangan ke luar negeri. Ini akan mempercepat Bandara Banyuwangi menjadi bandara internasional," ujarnya kepada detikcom, Selasa (19/6/2018).
Dua maskapai yang dimaksud adalah AirAsia dan Lion Air. Bahkan Arief yang putra asli Banyuwangi itu mengaku sudah melobi pucuk pimpinan kedua maskapai tersebut.
"Secara informal (penerbangan internasional ke Banyuwangi, red) sudah saya tawarkan ke AirAsia dan Lion Air. Saya sudah tawarkan ke Toni Fernandez dan pak Rusdi Kirana. Semuanya menyambut baik," tambahnya.
Arief juga menjelaskan ia sengaja memilih kedua maskapai tersebut karena keduanya mempunyai kelebihan. Lion Air dipilih karena dianggap paling kuat dalam penerbangan domestik sementara AirAsia memiliki jadwal penerbangan internasional terbanyak di Indonesia hingga saat ini.
"Dua maskapai itu yang kita harapkan bekerjasama dengan Angkasa Pura II untuk menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai tourism airport atau tourism hub," katanya.
Untuk saat ini, Arief mengaku pembangunan infrastruktur di Bandara Banyuwangi, yaitu landasan pacu selebar 45 meter dan panjang 2.500 meter tengah dikebut untuk menyambut Annual Meeting IMF World Bank Oktober 2018 di Bali. Landasan pacu ini juga diklaim memiliki kekuatan menahan beban hingga 56 PCN.
Pembangunan yang ditargetkan siap pakai Oktober 2018 itu juga akan menghasilkan tempat parkir seluas 41 ribu meter persegi.
Arief menerangkan ini karena untuk melayani penerbangan internasional, Bandara Banyuwangi harus mampu menangani landing dan take off pesawat Boeing 737-800, yang mampu terbang ke China selama sekitar 8 jam di udara. Dengan pesawat jenis itu juga, penerbangan ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan Australia bisa dilakukan.
"2018 infrastruktur selesai, 2019 dilakukan penerbangan internasional pertama," harap Arief.
Dimintai tanggapannya, AirAsia mengaku siap menggarap rute internasional di Bandara Banyuwangi. Hal ini diungkapkan Co-Founder AirAsia yang juga menjabat sebagai Komisaris PT AirAsia Indonesia Tbk, Datuk Kamarudin Meranun, saat meninjau Bandara Banyuwangi beberapa waktu lalu.
Ia lantas memaparkan sejumlah persyaratan yang harus dimiliki Bandara Banyuwangi untuk mengakomodasi hal itu. Di antaranya, AirAsia akan menggunakan pesawat Airbus 320, yang harus bisa ditangani Bandara Banyuwangi bila ingin menggelar penerbangan langsung ke luar negeri.
Selain itu, sebagaimana bandara internasional lainnya, harus ada layanan Custom, Immigration dan Quarantine (CIQ).
"Kami ingin runway ini cukup panjang dan cukup padat untuk pesawat kita. Siap runway, siap infrastrukturnya, siap menjadi bandara antarbangsa dengan CIQ-nya, InsyaAllah, pasti kita akan terbang ke sini," kata Kamarudin.
Dalam kesempatan yang sama, CEO Group AirAsia di Indonesia, Dendy Kurniawan juga mengatakan akan melanjutkan pembicaraan dengan Angkasa Pura II terkait pembukaan layanan CIQ di Bandara Banyuwangi.
"Kita membicarakan target bidang pariwisata. Tidak mungkin hanya mengandalkan (penerbangan ke) Bali dan Jakarta saja kan. Jadi ada 4 daerah yang akan kami lihat, yakni Silangit, Banyuwangi, Belitung dan Labuhan Bajo," tandasnya. (dtc)