Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Pilkada atau Pilgubsu tidak mungkin bisa membuat warga Sumatera Utara menjadi sama. Sebab Allah Yang Maha Kuasa menciptakan manusia berbeda-beda. Jadi tidak bisa dipaksa menjadi sama. Diciptakan berbeda-beda agar manusia saling berkenalan.
"Perbedaan itu Sunatullah. Kemudian sebagai bangsa Indonesia kita bersatu dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika," kata Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan PPP), Romahurmuziy dalam orasinya di acara kampanye akbar pasangan calon Gubernur Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, Sabtu (23/6/2018), di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang.
Memaksa menjadi sama dalam konteks Pilkada, katanya, berarti sama dengan kembali ke 72 tahun lampau, di mana saat itu Piagam Jakarta tengah dalam perdebatan. Ketika Indonesia sudah bersatu di bawah semboyan Bhinneka Tunggal Ika, maka tidak ada yang lebih baik selain bersama-sama menjadi NKRI, Pancasila dan UUD 1945.
Sebagai calon pemimpin di Sumut, Romahurmuziy berharap Djarot-Sihar bisa bersikap seperti ulama. Artinya, orang yang akan minum pada giliran terakhir. Mendahulukan rakyat yang akan dilayaninya. Sama seperti Gajahmada yang pernah bersumpah tidak akan memakan buah palapa sebelum berhasil menyatakan nusantara.
Pada 27 Juni, saat hari pencoblosan di Pilgubsu, dia meminta agar rakyat Sumut mampu menyingkirkan segala perbedaan pandangan. Datang ke tempat pemungutan suara dan mencoblos nomor dua, yakni pasangan Djarot - Sihar.
"Jangan bimbang dan ragu, mantapkan hati pilih nomor 2 Djarot - Sihar," serunya kepada puluhan ribu warga yang menghadiri kampanye akbar.