Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Gelaran pilkada serentak 2018 tinggal hitungan hari. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai banyak pemilih milenial yang ogah-ogahan ikut pemilu.
"Nah pemilih milenial itu biasanya di banyak negara ogah-ogahan ikut pemilu. Paling banyak tidak yang paling banyak itu milenial itu," kata JK saat sesi tanya jawab di kuliah umum kepada Peserta PPRA LVII dan PPRA LVIII Tahun 2018 Lemhanas RI di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (25/6).
JK menjelaskan, setiap tahunnya pemilih baru di Indonesia selalu bertambah. Setidaknya besaran pertumbuhannya sekitar 0,5 persen setiap pemilunya.
"Yang beranjak dari pada waktu lima tahun lalu baru berumur 12 tahun. Sekarang 17 tahun. Dia sudah jadi pemilih, itu berkembangnya 7 setengah persen setiap lima tahun," tutur JK.
JK kemudian membandingkan dengan pemilu di Australia. Menurut JK di Indonesia pemilu adalah hak, sedangkan di Australia adalah kewajiban.
"Kalau di Australia you kalau tidak pergi ke TPS you dapat sanksi. Sanksinya apa? Oh 100 dolar. Kalau di sini sebaliknya, kalau datang dikasih Rp 100. Hahaha.." tutur JK yang diikuti tawa peserta kuliah umum.
"Terbalik dengan Australia, bayar denda. Karena itulah maka banyak program-program yang dijadikan caleg-caleg itu dekat dengan milenial. Kadang-kadang foto-fotonya milenial. Contoh fotonya Romy PPP, meskipun ketua partai Islam tapi pakai jeans, pakai sorban," imbuhnya. (dtc)