Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Medan, drg Usma Polita Nasution mengatakan, kasus gizi buruk di Kota Medan sudah menurun pada 2018. Hingga Desember 2017 tercatat sebanyak 99 kasus. Angka gizi buruk pun turun menjadi 82 kasus hingga Juni 2018.
"Ini memang masalah kita bersama, tetapi yang terpenting bagaimana memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang gizi buruk ini, terutama bagi orang tuanya yang dua-duanya bekerja, sehingga anaknya tidak terawasi dengan baik," katanya kepada wartawan usai acara Halal Bihalal dan Tepung Tawar Haji Dinas Kesehatan Kota Medan 1439 H/2018 M, dengan tema, Tingkatan Jalinan Silaturrahim untuk Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Profesional dan Berkualitas, Medan (16/7/2018).
Dikatakannya, pihaknya sedang fokus mengatasi gizi buruk terhadap para anak di Kota Medan.
Ia menilai, kasus ini sangat kompleks. Hal ini banyak faktor, di antaranya dari sisi ekonomi, sehingga tidak bisa memenuhi gizi kepada anak-anaknya, terutama bayi lima tahun (balita). Kemudian, dari sisi pendidikan dari orang tua si balita tersebut, memandang pentingnya gizi untuk anak-anak. Terutama dalam 1.000 hari kehidupan, dari si bayi dalam kandungan hingga lahir.
Selain itu, juga menggalakkan air susu ibu (ASI) ekslusif. Hal ini juga sangat berperan, yakni menyarankan para ibu agar menjalankan inisiasi menyusui dini (IMD).
"Nah ini yang sedang kita budayakan, agar para ibu tidak condong kepada susu formula (sufor) untuk bayinya. Terutama hingga usia si bayi hingga 6 bulan. Ini tentunya menjadikan anak lebih sehat, cerdas serta punya ikatan bathin yang kuat dengan ibunya," ungkapnya.
Ia mengaku, menyikapi gizi buruk dengan cara pendekatan langsung ke masyarakat, dengan program Indonesia Sehat, bekerjasama dengan rumah sakit, puskesmas dan klinik di kota Medan.
Sementara, Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Medan dr Shereivia faradillah menambahkan, persoalan gizi buruk ini, untuk data akuratnya di kota Medan pada tahun 2017,
Kemudian Puskesmas yang tidak memiliki kasus gizi buruk ada sebanyak 16 Puskesmas, yakni Simalingkar, Amplas, Tegal Sari, Medan Denai, Kotamatsum, Medan Area, Teladan, Pasar Merah, Medan Polonia, Padang Bulan, Bestari, Rantang, Gl Kota, Pulo Brayan, Sei Agul dan Titi papan.
"Untuk kasus ini kita sudah punya tim satgas gizi buruk," ujarnya.
Disinggung terkait acara Halal Bihalal, drg Usma mengungkapkan, bahwa acara tersebut rutin dilaksanakan. Hal ini juga sekaligus menjalin silaturahim dengan sesama pegawai Dinkes Medan dan mitra kerja serta SKPD.
"Kita juga melakukan tepung tawar kepada calon jamaah haji serta petugas haji dari Kemenkes dan Dinkes Medan," ujarnya.
Adapun, katanya, yang berangkat haji sebanyak 28 orang. Ia berharap, nantinya para petugas haji dapat bertugas dengan baik, dapat menjaga kesehatan, serta dapat menjalankan tugasnya sebagai ibadah.
"Sedangkan yang berangkat haji dengan dana sendiri, semoga menjadi haji mabrur, dapat menjadi contoh di lingkungan Dinkes Medan dan kembali dengan selamat hingga ke tanah air," ucapnya.