Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Cahaya lampu berwarna merah dan sedikit biru menyala di panggung WTF Stage pada gelaran hari kedua We The Fest 2018 pukul 18.30 WIB.
Muncul para personel Efek Rumah Kaca (ERK) membuka penampilannya dengan lagu 'Kamar Gelap'. Tata cahaya panggung pada hari itu memang tak ubahnya seperti kamar gelap, sebuah ruangan yang digunakan untuk memproses film menjadi foto.
Ketika reff pertama dibawakan, panggung yang gelap pun menjadi terang dengan warna lampu merah dan biru yang tampak seimbang.
Pembukaan tersebut disambut hangat oleh penonton yang bertepuk tangan selepas lagu tersebut dibawakan. 'Putih' pun dibawakan menyambung repertoire mereka malam itu.
Lampu warna putih pun dan sebuah lingkaran warna putih serupa bulan purnama pun menghiasi panggung.
"Selamat malam We The Fest, apa kabar?" sapa vokalis Cholil Mahmud menyapa para penonton yang hadir di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (21/7).
Efek Rumah Kaca kemudian membawakan lagu 'Seperti Rahim Ibu' yang merupakan single baru yang rilis beberapa bulan lalu.
'Di Udara' menjadi urutan selanjutnya yang dimainkan mereka. Dengan kompak penonton bernyanyi.
Mereka bernyanyi semakin kencang di bagian lirik, "Tapi aku tak pernah mati, tak akan berhenti." Nyanyian tersebut terdengar layaknya teriakan yel-yel saat orasi.
Bukan rahasia bila lagu 'Di Udara' memang menerikan kritik sosial mengenai berbagai kasus pelanggaran HAM hingga tewasnya aktivis Munir di udara dalam perjalanan menuju Belanda pada 2004 silam.
Menyaksikan para remaja yang cukup beruntung, karena bisa membeli tiket untuk datang ke We The Fest, berteriak seperti itu adalah bukti bahwa musik dapat membangun rasa empati dan membuka mata. Para penonton We The Fest yang mungkin bahkan masih sangat kecil dan belum mengerti saat aktivis Munir meninggal dunia seakan satu suara menyanyikan pesan dari lagu tersebut.
'Desember' menjadi penyambung yang tak kalah indah pada malam hari itu. Dari suasana yang membara, nuansa menjadi syahdu saat lagu tersebut dibawakan. Penonton kompak ikut bernyanyi dalam lagu itu.
"Terima kasih," kata Cholil yang memang tak banyak bicara. 'Sebelah Mata' pun dibawakan setelahnya.
'Biru' pun menjadi lagu penutup yang terasa tepat malam hari ini. Sejumlah penonton pun tampak bernyanyi bersama dan tak sedikit yang mengangkat tangan ke udara.
Dengan tanpa banyak kata, lirik dari lagu-lagu yang dibawakan Efek Rumah Kaca malam hari itu telah berbicara dengan lebih nyaring. (dth)