Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut Partai Demokrat (PD) bisa membongkar tragedi Kudatuli saat menjabat presiden. PDIP menyebut, Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono-lah yang mengetahui persis soal peristiwa itu. PDIP lalu bicara soal Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Kudatuli.
"Merujuk pada tim TGPF Komnas HAM, maka Pak SBY yang bisa buka kebenaran soal TGPF Kudatuli saat itu," ujar Sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, Jumat (27/7).
Eva lalu menjawab klaim PD soal Megawati yang seharusnya bisa menyelesaikan tragedi Kudatuli saat menjabat presiden. Untuk diketahui, Kudatuli merupakan peristiwa perebutan kantor DPP PDI saat dualisme kepengurusan Soerjadi dan Megawati tanggal 27 Juli 1996.
"Bu Mega, meski kekuasaan di tangan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara, dia tidak sewenang-wenang untuk menggunakan kekuasaan. Dia menempuh jalan hukum saat dia jadi presiden. Pahit, ternyata hasil pengadilan tidak sampai di master mind," ucap Eva.
"Lagian jika dia ambil jalan kekuasaanm lalu apa bedanya dengan rezim Orba? Yaitu pelaku kekerasan terhadap PDIP," imbuhnya.
Sebelumnya, Wasekjen PD Rachland Nashidik menyebut, Megawati sebenarnya punya kesempatan mengungkap tragedi Kudatuli ketika menjabat presiden 2001. Mega disebut Rachland dapat menggunakan pengaruh untuk membuka jalan bagi investigasi, seperti kuat didesak masyarakat. Sayang, kata Rachland, Mega memilih diam dan bahkan mengangkat Sutiyoso, Pangdam Jaya saat kejadian, menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Pada 2004 Presiden Megawati malah menghalangi penyidikan Tim Koneksitas Polri atas kasus 27 Juli dengan alasan pemilu sudah dekat. Tak ada nama SBY dalam daftar orang yang disangka oleh Tim Koneksitas Polri," tuding Rachland.(dtc)