Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Juli tercatat 0,28% secara bulanan dan 3,18% secara tahunan. Angka inflasi ini memang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 0,22% secara bulanan namun lebih rendah secara tahunan di Juli 2018 sebesar 3,88%.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan dari angka inflasi tersebut inflasi inti secara tahunan tercatat 2,87%. Inflasi ini ini adalah angka tertinggi sepanjang tahun ini. Inflasi inti adalah bagian inflasi yang tetap yang merupakan di luar harga pangan yang bergejolak dan harga barang atau jasa yang diatur pemerintah.
"Jika dilihat, ini adalah inflasi inti yang tertinggi sepanjang tahun. Inflasi inti naik pertanda daya beli. Kalau dulu inflasi inti rendah, kalian tanyakan apakah daya beli rendah? Sekarang tinggi, pertanda daya beli membaik," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/8).
Dia menyebutkan awal tahun pada Januari 2018 inflasi inti tercatat 2,69%, Februari 2,58%, Maret 2,67%, April 2,69%, Mei 2,75% dan Juni 2,72%.
Menurut Surhariyanto, perkembangan inflasi ini tercermin dari perkembangan industri ritel yang bergerak tahun ini. "Ritel mulai menggeliat. Tapi angkanya belum bisa disampaikan sekarang, rilis resmi tunggu pekan depan," ujarnya.
Dia menjelaskan, komponen utama penyebab inflasi inti pada Juli 2018 adalah kenaikan harga pulsa atau paket data internet yang menyumbang 0,04% untuk inflasi Juli.
"Setelah tarif paket internet, inflasi selanjutnya adalah kenaikan harga uang sekolah SD, SMP dan SMA karena Juli adalah tahun ajaran baru," imbuh dia.
Untuk volatile food mengalami inflasi 0,9% secara bulanan dan 5,36% secara tahunan. Sementara itu untuk komponen administred prices mengalami deflasi 0,68% secara bulanan dan inflasi 2,11% secara tahunan.(dtf)