Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Tampahan. Mual Sitio-Tio (mata air) di Desa Tarabunga, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) kini sudah berusia lebih 100 tahun. Namun belum pernah mendapat perhatian oleh siapapun, padahal banyak jasanya bagi perjuangan kemerdekaan.
"Kalau kita melihat memang sepele, mual ini berfungsi menghidupi ratusan bahkan lebih dari 1.000 keluarga. Tetapi harus bersabar, karena belum pernah mendapat perhatian pemugaran," ujar warga W Siahaan, warga setempat, Sabtu (4/8/2018) di Desa Tarabunga
Lelaki berusia 79 tahun ini mengatakan, keberadaan Mual Sitio-Tio sudah ada jauh sebelum dia lahir. Bentuknya sederhana. Aliran air mengucur melalui sambungan bambu, sehingga pengguna terbantu untuk mendapatkannya.
"Persis tahun 1937, tepat bulan Agustus dibangun oleh penjajah secara sederhana dan kini sudah banyak rusak dan belum pernah mendapat perawatan," sebutnya.
Disampaikan dia, Mual Sitio-Tio memiliki tanggung jawab besar bagi kehidupan warga di sekitar Desa Tarabunga, khususnya untuk kebutuhan air minum dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Sebab pada zaman dulu di kawasan itu sulit ditemukan sumber air.
Seiring kemajuan zaman, ditambah kemampuan ekonomi warga, kini sumber air yang dibanggakan itu tidak lagi begitu diperlukan, karena masing masing rumah sudah memiliki pompa air.
"Coba listrik padam, sumber air ini dikejar," katanya seraya menyebut bahwa Mual Sitio-Tio mengandung banyak makna, khususnya bagi pejuang kemerdekaan dan seharusnya dapat dijadikan situs sejarah sekaligus dipelihara.