Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdsily.com - New Mexico - Anak-anak yang ditemukan kelaparan di kamp jorok di New Mexico, Amerika Serikat (AS) ternyata dilatih untuk melakukan aksi penembakan di sekolah-sekolah. Terdapat zona latihan tembak dan ditemukan banyak senjata api di kamp jorok tersebut.
Seperti dilansir CNN, Kamis (9/8/2018), lima terdakwa dalam kasus ini mulai diadili pada Rabu (8/8) waktu setempat. Lima terdakwa itu adalah Siraj Wahhaj, Hujrah Wahhaj, Subhannah Wahhaj, Lucas Morten dan Jany Leveille.
Kelima terdakwa ditangkap saat otoritas AS menggerebek sebuah kamp kumuh di Amalia, New Mexico pada Jumat (3/8) pekan lalu. Sedikitnya 11 anak yang berusia 1-15 tahun ditemukan dalam kondisi kelaparan dan menderita di kamp jorok yang ada di gurun terpencil itu.
Para terdakwa dijerat dakwaan penganiayaan anak karena membiarkan anak-anak itu tinggal dalam kondisi jorok di kamp yang terbuat dari sampah dan truk trailer bekas. Dalam dokumen dakwaan dinyatakan, para terdakwa akan tetap ditahan selama persidangan berlangsung dan terungkap juga soal pelatihan menembak itu.
"Ada kemungkinan besar bahwa terdakwa mungkin melakukan tindak kriminal baru terkait rencana dan persiapan untuk penembakan sekolah di masa mendatang," demikian bunyi dokumen pengadilan itu.
Dokumen dakwaan itu tidak memberikan penjelasan lebih detail soal pelatihan menembak. Namun otoritas AS menyebut kamp jorok itu memiliki zona latihan menembak dan ditemukan sejumlah senjata api yang terisi peluru.
Orangtua asuh dari salah satu anak yang ditemukan di kamp jorok itu juga menyampaikan hal serupa, seperti disebut dalam dokumen persidangan.
"Terdakwa melatih anak-anak itu dalam menggunakan senapan serbu sebagai persiapan untuk penembakan sekolah di masa mendatang," demikian bunyi dokumen pengadilan itu.
Saat penggerebekan, otoritas AS menemukan 11 anak yang hidup dalam kondisi memprihatinkan di kamp jorok dan kumuh itu. Mereka kelaparan dan menderita, juga tidak memakai pakaian yang layak. Di kamp itu tidak terdapat makanan dan minuman, juga tidak ada aliran air bersih serta listrik. Diduga anak-anak itu sudah beberapa bulan tinggal di kamp kumuh tersebut. Tidak diketahui pasti bagaimana mereka bisa berada di lokasi itu.
Dua dari tiga wanita yang ditangkap, diyakini merupakan ibu dari 11 anak yang kelaparan itu.
Temuan 11 anak kelaparan ini bermula dari pencarian seorang bocah berumur 3 tahun yang hilang di Georgia. Balita bernama Abdul-Ghani Wahhaj itu diketahui merupakan anak salah satu terdakwa, Siraj Wahhaj. Otoritas setempat menyebut ada temuan jasad bocah laki-laki di kamp jorok itu pada Senin (6/8) waktu setempat. Belum diketahui apakah jasad itu merupakan balita Abdul-Ghani. dtc