Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Penyakit autoimun (tubuh menyerang diri sendiri) terjadi jika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Padahal, sistem kekebalan tubuh seharusnya menjadi benteng bagi tubuh dalam melawan penyakit dan sel asing, seperti bakteri dan virus.
Dokter spesialis di bidang penyakit autoimun, Dr dr Iris Rengganis SPD KAI Finasim bersama Dr dr Blondia Marpaung, mengungkapkan, penyakit kelainan kekebalan tubuh ini bisa berdampak kepada banyak sekali bagian tubuh seseorang. Saking banyaknya, tercatat ada 80 hingga 100 jenis penyakit autoimun dengan sebagian gejala yang sama.
“Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah menderita gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana. Sementara, penyebab dari penyakit autoimun juga masih belum dapat dipastikan,” kata dr Iris saat seminar nasional Autoinum yang digelar Klinik Prodia Medan, Sabtu (25/8/2018).
Dipaparkannya, penyakit autoinum yang paling sering ditemui yakni rheumatoid arthritis, yaitu sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi ini adalah peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi. Reaksi radang yang parah juga bisa menimbulkan kerusakan pada bagian tubuh lain, seperti kulit, mata, dan paru-paru.
Kemudian juga systemic lupus erythematosus (SLE), atau biasa sebut dengan lupus saja. Penyakit ini menyebabkan terbentuknya antibodi yang justru menyerang hampir seluruh jaringan tubuh penderitanya.
Lalu juga diabetes, multiple sclerosis (MS) dengan gejala yang bisa timbul adalah nyeri, kebutaan, gangguan koordinasi tubuh, dan spasme otot. Gejala lainnya yang mungkin timbul adalah tremor, mati rasa di area tungkai, kelumpuhan, susah bicara, atau susah berjalan. Serta hemolytic anemia, yakni autoimun menghancurkan sel darah merah yang terdapat dalam tubuh, sementara itu tubuh yang tidak mampu memproduksi sel darah merah secepat kerusakan yang terjadi pada darah merah tersebut. Hal ini menyebabkan tubuh kekurangan oksigen yang amat dibutuhkan oleh tubuh.
“Hingga saat ini penyakit autoimun merupakan penyakit yang tidak bisa dicegah. Akan tetapi, itu bukan berarti penyakit ini tidak bisa dikendalikan,” katanya.