Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pergerakan kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar AS akhir-akhir ini diyakini bakal melemahkan daya saing industri dalam negeri. Caretaker Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumut, Khairul Mahalli, menungkapkan, pelemahan rRupiah tersebut menyebabkan harga bahan baku industri menjadi mahal.
"Sehingga ada konsekuensi kenaikan harga produk di pasaran," katanya di Medan, Rabu (5/9/2018).
Menurut dia, kenaikan harga produk tersebut tentu akan menyulitkan perusahaan dalam menjangkau pasar yang lebih luas lagi.
Belum lagi dengan gempuran barang-barang impor yang relatif lebih murah. "Memang harga produk impor akan naik, tapi tidak seberapa. Karena produksi mereka di luar negeri dengan harga bahan baku yang murah," katanya.
Begitupun, yang harus menjadi perhatian adalah keberlangsungan usaha di dalam negeri. Jika pelemahan Rupiah terus terjadi, pengusaha akan kesulitan meredam naiknya biaya produksi.
Langkah yang paling realistis atas kondisi itu adalah dengan menaikkan harga produk. "Tapi itu tadi, kita akan semakin sulit bersaing," jelasnya.
Pemerintah, termasuk otoritas yang berkaitan dengan masalah ini diharapkan mampu menempuh langkah jitu untuk meredam pelemahan rupiah.
"Pada intinya industri dalam negeri harus dilindungi. Jika tidak, ekonomi kita akan terpuruk," pungkasnya.
Pada sesi perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran level Rp14.950 hingga Rp14.995/dolar AS. Peluang untuk menembus level Rp 15.000 sangat terbuka lebar karena sentimen pelemahan rupiah masih cukup kuat seperti pedagangan sehari sebelumnya.