Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Lhokseumawe. PT Pelabuhan Indonesia 1 Cabang Lhokseumawe perlu meningkatkan peralatan untuk mendukung kinerja perusahan dalam menghadapi pertumbuhan bongkar muat peti kemas maupun general cargo di Pelabuhan Krueng Geukueh, di antaranya menambah harbour mobile crane (HMC) berkapasitas 150 ton dengan sistem kerja sama operasi (KSO) dengan pihak ketiga.
"Fasilitas HMC kapasitas 150 ton itu ditargetkan beroperasi pada akhir tahun ini, guna membangkitkan kembali aktivitas bongkar muat yang tampak mulai menggeliat pada tahun ini, karena sebelumnya sempat lesu pada tahun 2017," ujar GM Pelindo 1 Cabang Lhokseumawe, Budi Azmi, Selasa (4/9/2018).
Dikatakan Budi Azmi, perlunya manajemen Pelindo 1 menambah fasilitas HMC berkapasitas 150 ton untuk mendukung pelayanan barang di pelabuhan tersebut yang kini memiliki 1 unit mobile crane terex kapasitas 45 ton buatan tahun 2008 dan satu unit reach staker kalmar kapasitas 45 ton tahun pembuatan 2006.
Dengan mengupayakan langkah konkrit tersebut, Pelindo 1 Cabang Lhokseumawe sebagai penyedia fasilitas ekspor impor bahan baku dan hasil produksi bersinergi untuk peningkatan ekonomi wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lhokseumawe.
"Tahun ini sudah ada perusahaan asal China yang meminta jalinan kerja sama dengan Pelabuhan 1 Cabang Lhoksemawe, " sambung Kepala Perwakilan Kuala Langsa, Nova Indrawan yang mendampingi Budi Azmi.
Budi Azmi yang belum sepekan penjabat sebagai GM Pelabuhan 1 Cabang Lhokseumawe optimis, pelabuhan yang dipimpinnya akan bangkit kembali. Mengingat saat ini pelabuhan tersebut tahun ini disinggahi kapal rata-rata 10 call per bulan dengan dermaga yang tersedia sepanjang 268,5 meter dan dapat disandari 2 kapal yang secara bersamaan dapat melakukan aktivitas bongkar muat dan ditambah fasilitas container yard (CY) atau lokasi penumpukan peti kemas yang luasnya lebih 3 hektar.
Selama ini, katanya, Pelabuhan Lhokseumawe disinggahi kapal dari Tanjung Priok, Jakarta yang melakukan bongkar barang kebutuhan pokok dan semen. Ke depan aktivitas pelabuhan akan mengeliat, mengingat sejumlah perusahaan pelayaran akan masuk melakukan aktivitas bongkar muat.