Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Sleman - Tim dari Balai Arkeologi DI Yogyakarta (DIY) melakukan penggalian/ekskavasi di Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Sleman. Penggalian di Dusun Balong Bayen itu untuk mencari pusat Kerajaan Mataram Kuno.
Selama 9 hari melakukan penelitian di lapangan, tim peneliti menemukan benda-benda diduga dari peradaban awal abad 10.
"Tim menemukan pecahan keramik dan gerabah (tembikar) diduga dari abad 10, tertimbun material letusan Merapi, tanah yang digali ada unsur material Merapinya," kata Ketua Tim Peneliti Pusat Kerajaan Mataram Kuno dan Kawasan Lereng Timur Merapi, Balai Arkeologi DIY, Baskoro Daru Cahyono ditemui di lokasi ekskavasi, Senin (24/9/2018).
Tim peneliti berjumlah 9 orang menggali dua bidang tanah masing-masing sedalam 5 meter dengan luas 2x6 meter. Tim menemukan 4 pecahan keramik dan 67 pecahan gerabah.
"Keramik dan gerabah ditemukan pada kedalaman 5 meter. Itu menunjukkan ada lapisan budaya, kehidupan ada pada kedalaman itu. Juga bisa jadi (keramik dan gerabah) bagian dari candi, karena juga sering dipakai alat untuk upacara. Kalau keramiknya diduga dari masa dinasti Tang dan Song," jelasnya.
Baskara menerangkan dipilihnya lokasi ekskavasi di Dusun Balong Bayen merupakan tindak lanjut penelitian tahun 2009. Ada indikasi bahwa tempat tersebut merupakan salah satu pusat Kerajaan Mataram Kuno yang sampai kini belum ditemukan.
Baca juga: Arca Ganesha Ditemukan di Hulu Sungai Serayu di Kawasan Dieng
"Dusun Balong Bayen ini berada di tengah-tengah dari 4 situs, situs Candi Sambisari, Candi Kedulan, Candi Bromonilan, dan situs Dhuri. Jadi letaknya memang di pusat 4 situs itu, 4 situs itu sebagai batas kotanya," ungkapnya.
"Juga (Dusun Balong Bayen) letaknya di antara Kali Opak dan Kali Kuning, juga ada Gunung Merapi. Itu hipotesis kita sementara ini," sambungnya.
Selain temuan pecahan keramik dan gerabah yang terpendam di dalam tanah, warga setempat juga menemukan puluhan batuan candi. "Ini juga menguatkan hipotesis kita lokasi ini diduga merupakan pusat Kerajaan Mataram Kuno," imbuhnya.
Proses ekskavasi berlangsung sejak 15 September lalu dan berakhir hari ini karena keterbatasan anggaran. Dua bidang tanah yang digali akan ditutup kembali dan proses penelitian bakal dilanjutkan awal tahun depan. dtc