Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Balige. Harga kemiri di Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) naik signifikan dari Rp 6.000 menjadi Rp 9.000/kg. Kenaikan harga dipicu pohon tanaman masuki masa sambang atau berbunga.
"Biasanya seperti itu, kalau pohon kemiri sedang berbunga produksinya menurun bahkan tidak ada, hal ini memicu kenaikan harga dari harga normal Rp 5.000-6000/kg. Sekarang mencapai hingga Rp 9.000/kg," ujar petani Robet Siahaan, Rabu (3/10/2018), di Balige.
Dia mengatakan, masa berbunga tanaman pertanian dan diikuti hasil produksi menurun atau kosong sehingga barang sulit ditemukan di pasar. Dnamai dengan istilah masa sambang dan kerab membuat harga komoditi meningkat dengan tajam.
"Semua hasil pertanian mengalami hal serupa, untuk komoditi jenis kemiri ini masa sambang terjadi sekitar selama satu bulan setelah itu normal," sebutnya.
Senada disampaikan Op Berkat Sianipar, pemilik pohon kemiri sebanyak 5 pohon ini mengakui bahwa saat ini pendapatannya sedang terhenti sebab, untuk memenuhi kebutuhan hidup hanya mengharapkan hasil dari pohon kemiri yang dimiliki.
"Biasanya saat berproduksi dari 5 pohon terkumpul 50 kg/minggu dan sangat mencukupi biaya kebutuhan sekarang sedang tertunda karena masa sambang," jelasnya mengakui lahan pertanian persawahan tidak dimiliki dan hanya mengandalkan hasil pohon kemiri dan sudah dianggap sebagai uang pensiun.
Salah seorang pengumpul G Simanjuntak mengakui bahwa hasil bumi jenis kemiri saat ini sedang mengalami kenaikan secara signifikan dari Rp 6.000/kg menjadi Rp 9.000/kg dan barangnya sulit ditemukan.
"Semua pohon kemiri secara merata mengalami masa sambang selalu terjadi antara bulan September-Oktober setelah itu akan berproduksi dan ketersediaan di pasar akan cukup," terangnya juga mengakui apabila usai masa sambang juga akan diikuti penurunan harga atau normal.