Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kekacauan bangsa ini disebabkan karena masyarakat sudah melupakan nilai-nilai budayanya. Karena itu pula sekarang ini entah jadi manusia seperti apa.
Begitulah kata Wakil Walikota Medan, Akhyar Nasution dalam acara Diskusi Budaya Daerah sekaligus penyerahan pokok-pokok pikiran kebudayaan daerah oleh Pemko/Pemkab se-provinsi Aceh dan Sumut.
Acara berlangsung Kamis malam (4/10/2018), di Hotel Four Points by Sheraton, Jalan Gatot Subroto, No 395, Sei Sikambing, Medan Helvetia dan dihadiri Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid.
"Kita dicekoki menjadi manusia yang teknokratik dan statistik. Semua-semua persoalan dijawab dengan pendekatan statistik," katanya.
Akhyar mencontohkan, misalnya untuk menangani kemacetan, caranya pegawai Dishub ditambahi. Atau kalau ada keributan minta penambahan Satpol PP.
Akhyar berpendapat, pembangunan akan efektif bila peradaban sudah tercipta. "Efisiensi APBD juga bisa terjadi bila masyarakat sudah beradab dan berbudaya. Kalau sudah begitu tak perlu Satpol PP, tak perlu Dishub," katanya.
Menanggapi Akhyar, Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid, setengah menyentil. "Medan itu kota multikultural. Mungkin karena itu laporannya sampai setebal 1.000 halaman," kata Dirjen.
Kegiatan yang digelar Kemendikbud yang pelaksananya Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh, molor dari jadwal. Sesuai jadwal harusnya dimulai pukul 19.00 WIB tapi baru berlangsung pada pukul 20.30 WIB.