Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Banyak ragam ekspresi dalam mengungkapkan kekecewaan. Salah satunya dalam bentuk bahasa sarkasme. Terlepas dari sisi negatifnya, maraknya ungkapan sarkasme di ruang publik di suatu kota menandakan ada yang "tidak beres" di kota itu.
Demikian dipaparkan sejarawan muda, Dian Purba dalam dialog "Ruang Publik dan Sarkasme di Medan". Diskusi digelar Sabtu malam, (20/10/2018) di Literacy Coffee, Jalan Jati II, No 1, Teladan Timur, Kota Medan.
Dikatakan Dian, sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan tidak punya ruang publik sehingga membuat masyarakatnya rentan stres. Apalagi kelompok-kelompok kreatif yang tidak punya akses untuk berkarya.
"Saya tidak masuk ke dalam kajian sarkasme sebagai bagian dari ilmu bahasa, tetapi yang saya pahami, sarkasme itu berkaitan dengan kenyamanan masyarakat di suatu kota, termasuk di Kota Medan yang sangat minim ruang publik. Sarkasme di kota ini bagian dari kekecewaan warga," kata Dian.