Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) bulanan. Salah satunya BI akan mengumumkan tingkat bunga acuan yakni BI 7days reverse repo rate.
Ekonom PermataBank Josua Pardede memprediksi RDG kali ini BI akan mempertahankan bunga acuan di level 5,75%. Hal ini karena angka inflasi inti dan inflasi headline cenderung rendah setelah selama dua bulan berturut-turut mencatatkan inflasi.
"Karena inflasi yang rendah, BI diperkirakan akan mempertahankan tingkat bunga kebijakan BI 7days reverse repo rate," kata Josua saat dihubungi, Selasa (23/10/2018).
Dia menambahkan, indikator lainnya adalah volatilitas nilai tukar rupiah rata-rata cenderung menurun dalam satu pekan terakhir. Lebih rendah dibandingkan September 2018 yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti isu perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China, keputusan The Federal Reserve untuk menaikkan bunga pada bulan September lalu.
Josua menyebut, penurunan volatilitas rupiah terjadi karena mulai masuknya dana asing di pasar keuangan meskipun secara akumulatif bulan Oktober masih membukukan net sell yang baik di pasar saham dan obligasi.
"Pada pekan III bulan Oktober ini investor asing membukukan net buy sebesar US$ 80 juta sementara penurunan kepemilikan asing pada SUN juga tertahan," imbuh dia.
Namun demikian, secara akumulatif di pasar saham masih tercatat net sell sebesar US$ 350juta dan kepemilikan asing pada SUN juga tercatat menurun US$ 48juta.
Meskipun neraca perdagangan pada 3Q18 tercatat defisit US$ 2,7miliar, melebar dari kuartal sebelumnya yang tercatat defisit US$ 1,4miliar, yang berpotensi mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan pada kuartal 3 2018, namun demikian kebijakan pemerintah dan BI dalam jangka pendek ini diperkirakan dapat menekan defisit transaksi berjalan sepanjang FY2018 kurang dari 3% terhadap PDB.
Josua menambahkan, meskipun bank sentral diperkirakan mempertahankan tingkat suku bunga kebijakan pada RDG bulan ini, namun ruang pengetatan kebijakan moneter BI masih berpotensi terjadi pada bulan November setelah BI melakukan asessmen pada data PDB dan transaksi berjalan kuartal III serta mengantisipasi kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember. (dtf)