Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Beredarnya isu penculikan anak untuk dijual organ tubuhnya oleh sindikat penculik meresahkan masyarakat Sumatera Utara (Sumut) dan kota-kota lainnya. Isu tersebut harus diantisipasi Polda Sumut beserta jajaran agar keamanan masyarakat terjamin.
Hal ini dikatakan Ketua Komisi A DPRD Sumut, HM Nezar Djoeli, menanggapi ramainya isu penculikan anak di media sosial. Dalam beberapa postingan di Facebook maupun media sosial lainnya, sejumlah orang menyebarkan informasi telah ditangkap seorang yang dicurigai sebagai pelaku penculikan anak di beberapa wilayah. Informasi tersebut dilengkapi dengan gambar terduga pelaku yang sedang diinterogasi polisi. Beredar pula sejumlah foto sadis yang menggambarkan tubuh kaku anak yang disebut sebagai korban penculikan.
“Kapolda harus bisa menjamin keamanan masyarakat Sumut, isu tersebut harus diantisipasi apakah sekadar hoaks atau memang kejadian yang sebenarnya. Karena sudah meresahkan masyarakat. Terkadar informasi yang sampai di media sosial tidak jelas, apakah pelaku betul-betul orang yang sengaja menculik anak atau perseteruan suami istri,” kata Nezar kepada wartawan Selasa (30/10/2018).
Nezar melanjutkan, salah satu kasus yang sempat ramai tersebar di media sosial tentang seorang anak yang diculik namun belakangan diketahui merupakan persoalan rumah tangga terkait hak asuh anak.
“Ini harus dicermati masyarakat dan pihak kepolisian. Kita harus cermat mencerna informasi melalui medsos, bukan kita tidak percaya tapi yang namanya pemberitaan hari ini sudah sangat memprihatinkan. Hoaks sangat mudah beredar dan orang-orang mudah percaya,” tambah anggota Dewan dari Fraksi Nasdem ini.
Meski begitu, ia juga meminta agar masyarakat tetap waspada, kewaspadaan terhadap tindak kriminal seperti penculikan anak memang diperlukan, meski tidak ada isu yang tersebar. Waspada terhadap orang yang mencurigakan di sekitar serta siaga terhadap lingkungan harus dilakukan, tidak hanya sebagai antisipasi terhadap tindak penculikan anak, melainkan juga seperti aksi teror dan tindakan kejahatan lainnya.
Ia meminta polisi untuk menginvestigasi setiap informasi yang beredar di masyarakat dan memastikan peristiwa tersebut lalu mengumumkan kejadian sebenarnya ke publik agar tidak ada distorsi informasi. “Polisi harus investigasi, kalau ini hoaks dan bagian dari kejahatan IT, harus diinvestigasi sumber info tersebut, dan harus disimpulkan ke masyarakat agar tidak menimbulkan keresahan. Kalau hoaks, kami juga minta aparat kepolisian menjalankan tugas dan fungsinya untuk menjaga keamanan dan mengusut pelaku penyebaran hoaks yang menimbulkan kegaduhan tersebut,” tambah Nezar.