Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Cawapres Ma'ruf Amin sempat memakai istilah 'budek' dan 'buta' bagi pihak yang tidak bisa melihat prestasi Presiden Joko Widodo. Bagi Golkar, istilah tersebut tidak mempengaruhi elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019.
"Beliau seorang ulama besar. Beliau juga sudah lama di dunia politik. Jadi beliau tahu betul. Saya berkeyakinan beliau bisa mengisi kekurangan dan kekosongan pada Pak Jokowi. Saya berkeyakinan pasangan ini pasangan ideal dan tidak akan menurun elektabilitasnya," kata Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono di Gedung Dewan Harian 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (15/11/2018).
Sebelumnya, Ma'ruf menjelaskan istilah 'buta-budek' yang sempat dilontarkannya. Dia menjelaskan maksud 'buta-budek' itu merujuk pada pihak yang tak bisa melihat prestasi pemerintahan Jokowi.
"Kalau ada orang yang mengingkari kenyataan, apa yang telah dilakukan oleh Pak Jokowi. Kalau (ada) ya. Saya nggak nuduh siapa-siapa, kalau namanya kalau. Ya, apa yang sudah dilakukan, misalnya infrastruktur, jalan-jalan, lapangan terbang, pelabuhan, pendidikan, fasilitas kesehatan. Kalau mengingkari itu semua, itu kan kayak orang buta. Nggak melihat dan kayak orang budek, jadi saya tidak menuduh," kata Ma'ruf Amin kepada wartawan di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11).
Ma'ruf menegaskan dirinya tidak sedang menyinggung kaum difabel terkait diksi 'budek-buta'.
"Nggak menyinggung mereka kok minta maaf, begimana. Kecuali saya menyinggung. Saya nggak menyinggung siapa-siapa," tegas Ma'ruf di Kediaman Ma'aruf Amin, Jalan Situbondo Nomor 12, Jakarta Pusat, Rabu (14/11).dtc