Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Warga Amerika Serikat dan sejumlah negara di dunia lainnya tengah bersiap untuk 'bakar duit' dalam pesta belanja yang bernama Black Friday. Momen ini hadir tepat setelah Thanksgiving (hari Kamis keempat di bulan November di AS) dan menjelang periode Natal.
Yang namanya momen belanja, tentu transaksi yang berlangsung sepanjang hari itu akan gila-gilaan. Hal tersebut diungkapkan oleh Adobe Analytics.
Firma analisis tersebut memprediksi penjualan online pada Black Friday tahun ini akan menyentuh angka USD 3,7 miliar. Angka tersebut berarti sekitar Rp 53 triliun, dengan kurs saat ini USD 1 = Rp 14.522.
Tak menutup kemungkinan hasilnya akan lebih besar dari prediksi tersebut. Pasalnya, angka tersebut berasal dari hasil analisis terhadap transaksi 80 peritel online terbesar di Negeri Paman Sam.
Di samping itu, Black Friday juga tak melulu soal belanja lewat online. Antrean di pintu masuk toko-toko fisik juga sudah lazim terlihat kala pesta belanja ini berlangsung.
Sebelumnya, Adobe Analytics juga sudah mengungkapkan angka penjualan sepanjang Hari Thanksgiving kemarin. Penjualan online sampai pukul 17.00 di hari tersebut menyentuh angka USD 1,75 miliar (Rp 25 triliun), atau meningkat 28% dibanding tahun lalu dengan periode yang sama, sebagaimana dikutip dari New York Times, Jumat (23/11/2018).
Menariknya, walaupun keduanya sudah digabungkan, prediksi angkanya masih kalah dahsyat dari Singles' Day, pesta belanjanya masyarakat China, dan juga beberapa negara lainnya. USD 30,8 miliar (Rp 447 triliun) menjadi angka penjualan dari Harbolnas 11 November lalu yang dicetuskan oleh Jack Ma tersebut.
Ini seakan melanjutkan tren dari beberapa waktu sebelumnya. Tahun lalu, Singles Day mencatatkan angka penjualan sebesar USD 25 miliar. Sedangkan Black Friday ditambah Hari Thanksgiving tak sampai USD 8 miliar pada penjualan di toko online. (dtn)