Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Beredar video viral saat Prabowo Subianto mengaku kesulitan mengajukan pinjaman kredit dari Bank Indonesia (BI). Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno angkat bicara memberikan penjelasan.
"Jelas yang dimaksud Prabowo itu adalah bank (perbankan) di Indonesia. Bukan BI (Bank Indonesia)," ujar Dewan Pakar BPN Prabowo-Sandiaga, Dradjad Wibowo, kepada wartawan, Sabtu (24/11/2018).
Ia mengaku bingung terhadap pihak yang memviralkan video itu. Menurut Dradjad, seharusnya pihak yang membuat viral tersebut melakukan riset lebih mendalam.
"Yang meributkan di medsos itu apa tidak punya urusan yang bermanfaat selain ribut ya? Dan kalau mau ribut seperti itu, mbok ya riset dikittho Mas dan Mbak. Ben rodo pinter ribut e (biar pintar ributnya) he-he-he...," kata politikus PAN itu.
Dradjad menjelaskan lebih lanjut mengenai pernyataan Prabowo itu. Soal tak bisa mengajukan kredit, Prabowo disebut tengah merujuk pada pengalamannya setelah mengambil alih PT Kiani Kertas.
"Dulu Kiani adalah pasien BPPN, kreditnya macet triliunan. Lalu oleh BPPN dijual melalui Program Penjualan Aset Kredit (PPAK). Nah Prabowo bersama konsorsium Bank Mandiri dan Anugrah Cipta Investama yang menjadi pembelinya," ungkap Dradjad.
"Prabowo mau masuk karena diajak oleh mantan Dirut Bank Mandiri waktu itu, ECW Neloe. Alasannya, sayang kalau diambil asing. Karena jiwa nasionalismenya tinggi, Prabowo mau dan menyuntik dana US$ 30 juta. Kalau tidak salah ingat, itu tahun 2003," imbuhnya.
Menurut Dradjad, Kiani lalu memerlukan kredit modal kerja untuk operasinya. Kemudian Kiani menghubungi beberapa bank, termasuk BUMN, untuk mengajukan kredit, tapi ditolak.
"Padahal bank-bank itu mudah saja menggelontorkan kredit ratusan miliar, bahkan triliunan, ke konglomerat yang berlatar belakang etnis tertentu. Itu sebabnya Prabowo pada tanggal 25 Mei 2005 menyampaikan Kiani sulit mendapatkan kredit dari perbankan nasional," urai Dradjad.
Dradjad, yang kini masuk tim ahli ekonomi Prabowo-Sandi, menyebut Prabowo masuk Kiani bersama Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman yang kini menjadi pendukung petahana Joko Widodo. Keduanya berkawan sejak menjadi prajurit di Kopassus.
"Sebagai catatan, Prabowo masuk Kiani waktu itu bersama Luhut Binsar Pandjaitan. Jadi jelas yang dimaksud Prabowo itu bukan BI," tegas Dradjad.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video Prabowo berbicara mengenai persoalan ekonomi di Indonesia. Ia lalu mengaku kesulitan mendapat kredit dari BI. Tampaknya video itu diambil saat Prabowo berpidato dalam pembekalan relawan Prabowo-Sandi di Istora Senayan, Jakarta, pada Kamis (22/11).
"Jangan kita malu kalau kita nggak punya duit, kita tidak malu. Saya mantan perwira tinggi, saya berjuang untuk republik ini, keluarga saya berjuang untuk kemerdekaan ini, saya minta kredit dari Bank Indonesia, saya nggak bisa-bisadapet. Apalagi kalian, mantan Pangkostrad saja nggak bisa, apalagi tampang kalian," ujar Prabowo dalam video tersebut.
Selain itu, ia menuding bank nasional tidak menjalankan fungsi sebagaimana mestinya. Prabowo pun meminta bank mampu tegas serta adil melaksanakan tugasnya.
"Hei dirut-dirut BUMN, jangan kau kira BUMN milik nenek moyangmu. Kau kasih kredit kepada yang itu-itu saja terus dan suatu saat kau harus bertanggung jawab," kata Ketum Gerindra itu.(dtc)