Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sebanyak 2.500 warga Sumut mendapatkan kesempatan mengikuti training Emotional Spiritual Quotient (ESQ) yang digelar di Aula Universitas Potensi Utama. Ketua Harian Forum Komunikasi Alumni (FKA) ESQ 165 dan Leadership Center 165, Hj Nuriandi, menyebutkan, acara ini sebenarnya digelar 5 tahap sejak Kamis (23/11/2018).
"Yang hari Kamis hingga Minggu untuk mahasiswa. Acara ini diikuti sebanyak 2.000 mahasiswi. Hari ini untuk para dosen, pengajian, rektor beberapa universitas, organisasi wanita seperti Iwapi dan BKOW," ujar Hj Nuriandi yang juga Pembina Yayasan Universitas Potensi Utama Sumut itu, Selasa (27/11/2018).
Lewat training bertajuk Pembentukan Karakter Sumber Daya Manusia Secara Intelektual, Spiritual dan Emosional ini menghadirkan Muhammad Romadhoni, seorang Business Development Manager, Hj Nuriandi mengatakan, pihaknya ingin membangun karakter manusia agar jujur, adil, kasih sayang kepada sesama.
Kegiatan ini juga sebutnya untuk memasyarakatkan ESQ di masyarakat. Apalagi ditengah degradasi akhlak saat ini, dimana anak terkontanimasi kejahatan. Dia cukup optimis, dengan ESQ ini anak menjadi santun dan baik.
Muhammad Romadhoni menyebutkan, ketika orang sudah menemukan makna hidup yang sesungguhnya dia akan merasakan kebahagiaan. Sebab terkadang orang banyak beranggapan makna hidup ini berbeda, punya uang, jabatan, harta.
"Tapi ini ternyata relatif, tidak semua orang ketika mempunyai uang dia bisa bahagia. "Artinya itu semua tergantung mind set dan hati. Kalau hati dan mainsetnya sudah benar, siapa dirinya dan mau kemana dia bisa memberikan kontribusi kepada masyarakat. Kalau ini belum dipahami, artinya kita belum memahami esensi kehadiran kita didunia," ujarnya.
"ESQ mengajak untuk memahami esensi keberadaannya. Ketika dia tahu makna kehadiran di dunia, Insyaallah dia akan sungguh sungguh dalam bekerja dan aktivitas," lanjutnya.
Di tengah kondisi degradasi akhlak saat ini, menurutnya, penyebab salah satunya adalah faktor pembiaran. Contohnya masalah pergaulan. Bagi yang memahami tujuan hidup, ada pergaulan yang dibatasi dalam agama dan undang-undang.
Namun terkadang batasan itu diabaikan, sehingga akhirnya terus berlarut dan tidak bisa lagi dicegah.Belum lagi masalah narkoba dan lainnya.