Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Hamparan Perak. Meski Sumatra Utara (Sumut) dikenal sebagai pengekspor kopi, namun kualitas kopi daerah ini jauh tertinggal dengan kopi Pulau Jawa, sehingga dibutuhkan edukasi kepada masyarakat, terutama bagi petani untuk menjadikan kopi di Sumut sebagsi kopi bekualitas.
Hal itu dikemukakan, Ketua Asosiasi Ekportir Kopi Indonesia (AEKI) Sumut, Saidul Alam ketika tampil sebagai narasumber Seminar Keragaman Jenis Kopi sebagai potensi pasar wisata melalui agrowisata yang berlangsung di Taman Siba Desa Bahari Kecamatan Hamparan Perak.
Saidul Alam yang mengekspor kopi sejak tahun 1993 itu, mengungkapkan bahwa setiap orang butuh inspirasi. Untuk memperoleh inspirasi itu orang saat ini butuh kopi, sehingga kopi saat ini dapat diperoleh di mana saja.
Terkait menurunnya kualitas kopi Sumut, dari petani kopi tidak konsisten dalam pasca panen, sebab katanya, pertumbuhan kopi hingga pascapanen ada tahap-gagalnya, tidak bisa ditelantarkan begitu saja.
"Bila masuk waktu petik, harus dipetik, saat menjemur harus juga disertai. Jangan ketika ada pwrtakopi yang mestinya dipetik ditelantarkan," ujar Alam. Sementara di Jawa ada istilah republik kopi," sambungnya.
Untuk mengedukasi masyakarat terhadap kopi, AEKI Sumut dua tahun terakhir telah melakukan diklat baik kepada petani mapun terhadap pelaku usaha dan mahasiswa yang gegar pada kopi. "Dua bulan terakhir ada 80 orang yang mengikuti workshop terkait dengan kopi, " ujarnya.
Sementara Guberbur Sumatra Utara, Edy Rahmayadi yang hadir dalam acara tersebut, menyatakan salut dengan kopi asal Sumut, terutama kopi lintong dan kopi mandailing yang sudah cukup terkenang hingga ke Italia.
Gubsu menyebutkan, Pemprovsu siap membantu petani yang membuka lahan kopi di kawasan pegunungan, karena kopi yang dihasilkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dikatakan Gubsu, kopi saat ini lagi booming, bahkan untuk memperoleh keuntungan besar, kopi asal Sumut yang terkenal dari Sumatera Utara, seperti kopi lintong dan mandailing di luar negeri disebutkan orang luar kopi asal Thailand.
"Saya sempat marah, karena dikibuki pihak luar. Sepertinya kita harus jujur bahwa kita bisa menghasilkan kopi yang berkualitas," ujar Gubsu.