Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menuturkan masyarakat punya hak untuk mengganti presiden di negara demokrasi. Dia kemudian membahas ketika Soekarno dan Soeharto memutuskan mundur saat masyarakat ingin pergantian pemimpin negara.
"Demokrasi berarti rakyat berhak mengganti pemimpinnya kalau rakyat menghendaki. Kenapa harus ribut ganti pemimpin. Kalau pengemudi taksi kelihatannya salah jalan terus, apa nggak lebih baik diganti?" kata Prabowo di Sentul International Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12/2018).
"Saudara-saudara, proklamator kita, pendiri bangsa kita Bang Karno, tahun 65 kalau dia mau terus bertahan, Indonesia bisa perang saudara. Beliau memilih turun, Indonesia bisa semangat. Kita di sini banyak angkatan 66 di sini, saksi sejarah bahwa rakyat masih banyak kalau yang cinta dengan Bung Karno. Kalau Bung Karno ini pikirkan kekuasaan bisa saja beliau, katakan pilih Soeharto atau Soekarno. Pak Harto juga demikian, saya saksinya," lanjut dia.
Prabowo kemudian mengungkit kekalahannya di Pilpres 2014. Dia merasa saat itu pihaknya tidak diperlakukan baik oleh Mahkamah Konstitusi karena tidak mau membuka bukti yang dimilikinya.
"Satu minggu demonstrasi beliau langsung turun. Apa yang saya katakan. Saudara-saudara, personalitas saya mohon dan imbau jangan lah memaksakan kehendak rakyat. Marilah kita hormati apapun keputusan rakyat. Saya sudah buktikan tahun 2014 sebetulnya pihak kami merasa diperlakukan dengan tidak benar. Hakim-hakim MK tidak mau buka bukti-bukti yang kami bawa," jelasnya.
Meski begitu, Prabowo akhirnya mengakui kekalahannya. Dia mengatakan tetap hadir di pelantikan Presiden terpilih, Joko Widodo.
Ketum Gerindra itu melanjutkan penjabarannya soal demokrasi. Prabowo menyatakan wujud demokrasi yakni menggunakan hak suara di Pemilu nanti.
"Ada yang nggak pernah datang kalau lawannya dilantik. Kasih tangan aja nggak mau. Demokrasi wujudnya adalah nyoblos surat suara dimasukkan ke kotak. Itu demokrasi. Jadi pak gubernur bicara sepakbola. Kalau kita diajak main sepak bola, kita sudah tahu wasitnya berpihak, kita hakim garisnya berpihak untuk apa kita ikut," tuturnya.
Lebih lanjut, Prabowo juga menyoroti pemerintah yang melakukan intimidasi kepada ulama. Contoh yang disebutkan Prabowo yakni kasus Habib Rizieq Syihab. Atas dasar itu, Prabowo mengingatkan kader untuk menggunakan demokrasinya di pemilu untuk menentukan pemimpin selanjutnya.
"Apakah salah kata, ingin rakyat kita hidup sejahtera. Kenapa kita harus tunduk-tunduk, kenapa hrus diam diintimidasi, kenapa pemimpin kita maunya ditakut-takuti. Habieb Rizieq difitnah, negara macam apa, Mba Nanti diserang oleh preman. Tapi preman itu ada yang backing, mobil beliau dibakar, apa negara ini yang kita inginkan. Saudara-saudara sekalian, sebagai jalan terbaik demokrasi artinya rakyat yang berkuasa, demokrasi artinya rakyat tentukan pemimpin-pemimpinnya," kata Prabowo. dtc