Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Lahan seluas kurang lebih 20.000 Ha di tiga kecamatan di Kabupaten Tapanuli Selatan mengalami alih fungsi lahan sehubungan dengan akan berdirinya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru. Berlokasi di Kecamatan Batang Toru, Marancar dan satu lainnya.
Lembaga Swadaya Masyarakat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau WALHI adalah salah satu institusi pegiat penyelamatan lingkungan yang sejak dini mewanti-wanti terjadinya kerusakan ekosistem berbagai mahluk hidup akibat berdirinya pembangkit berkapasitas 500 MW itu.
Terdapat jenis orangutan di kawasan hutan Batang Toru yang di dunia hanya hidup di sana. Jumlahnya cuma 800 ekor. Akan ada ancaman kepunahan sebagai akibat pembangunan PLTA. Belum lagi satwa langka lainnya, juga berada dalam kondisi terancam.
Dalam diskusi tentang pembangunan PLTA Batang Toru dari sudut pandang geologi yang diselenggarakan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung, di Hotel Grandhika Medan, Senin malam (17/12/2018), kekhawatiran itu dikemukakan. .
Kepada medanbisnisdsily.com, Badan Perencana Pembangunan Daerah Tapanuli Selatan, Abadi Siregar, menyebutkan, pihaknya sudah mempersiapkan solusi guna menepis kekawatiran berbagai pihak. Jawabannya, pemerintah tengah mempersiapkan rencana tata ruang (RTR) kawasan strategis Batang Toru.
Terang Abadi yang merupakan alumni ITB, dengan ditetapkannya Batang Toru sebagai kawasan strategis, lewat sebuah perangkat hukum, penataannya akan berbeda dengan wilayah lain di Tapsel. Nantinya, ditetapkan daerah untuk hutan guna melindungi satwa-satwa liar, daerah pertanian yang bisa dikelola petani dan sebagainya.
"Perlindungan satwa liar di bawah koordinasi Badan Konservasi Sumber Daya Alam melibatkan perusahaan-perusahaan lain yang ada disana. Seperti PTPN III, Tambang Batang Toru, PLTA Batang Toru dan sebagainya," tegas Abadi.
Kekhawatiran-kekhawatiram lainnya terkait kondisi lingkungan hidup, ungkapnya, dengan ketentuan kawasan strategis tak perlu ada.
Karena secara ekonomi akan sangat menguntungkan bagi masyarakat secara keseluruhan, Pemkab Tapsel sangat berkepentingan terhadap pembangunan PLTA Batang Toru. Salah satunya adalah dari pajak air permukaan umum.
"Karena belum beroperasi jumlahnya belum kita ketahui berapa yang akan didapatkan Pemkab dari pajak APU PLTA Batang Toru kelak," ujar Abadi.