Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tren pertumbuhan penyakit kanker terus mengalami peningkatan. Bahkan
saat ini kanker menjadi penyebab kematian ketiga pada perempuan. Namun sayangnya, kesadaran untuk melakukan pencegahan dini masih rendah.
Hampir 70% penderita kanker, baik serviks maupun payudara mendapatkan penanganan medis setelah setadium lanjut. Padahal jika penanganan dilakukan lebih dini, tingkat kesembuhannya bisa mencapai 90%.
Hal ini terungkap dalam seminar Kesehatan dan Parenting yang digelar Yuspiner Sumut Community (YSC) bersama Forhati Medan, di Grand Kanaya Medan, Sabtu (22/12/2018).
Kegiatan yang menghadirkan narasumber dr Khairani Sukadentel SPOG ini sebagai upaya mengedukasi
para perempuan untuk mengenal lebih dekat kanker serviks serta pencegahannya.
“Hampir 70%, penderita kanker serviks maupun kanker payudara itu datang ke rumah sakit pada stadium lanjut,”ujar dr Khairani Sukadentel SPOG.
Kondisi ini, sebutnya, sangat disayangkan. Sebab sebenarnya kanker payudara dan dan serviks ini bisa dilakukan deteksi dini. Namun, ketidak-ware-an, yang disebabkan kurangnya pengetahuan maupun pemahamanan mengakibatkan kurang kewaspadaan terhadap penyakit kanker payudara dan kanker serviks ini.
“Padahal sebenarnya untuk kanker payudara sebenarnya sehari-harinya terlihat. Cuman tidak membiasakan memeriksa payudara sendiri. Karena sebenarnya jika dilakukan secara rutin sebulan sekali setelah haid, melihat apakah ada perubahan bentuk atau pun ukuran, perubahan warna.
Kemungkinan sejak dini ini sudah bisa dideteksi. Kalau ditemukan pada stadium awal, itu angka kesembuhannya sangat besar, sampai 90%,” urainya.
Begitu juga dengan kanker serviks, sambungnya, kalau bisa ditemukan jangan sudah kanker lah. Tapi lesi free kanker kalau bisa. Lesi Free Kanker ini mudah ditemukan pada pemeriksaan screening dengan
melakukan tes IVA atau pap smeer. Kalau dengan IVA, inspeksi visual asam asetat, secara kasat mata terlihat perubahannya, perubahan plak putih. Perubahan plak putih setelah dioles dengan asam asetat
di sekitar mulut rahim, maka itu patut diduga sudah terjadi lesi pra kanker.
"Jadi kalau ini tidak diobati, tidak diselesaikan dalam kurun 5 sampai 17 tahun ke depan dia bisa menjadi kanker benaran,”terangnya.
Untuk penyakit kanker ini, sebutnya, gejalanya, di awal tidak ada keluhan sama sekali.
Sebelumnya, CEO Yuspiner Sumut Community, Asri Wahyuni menyebutkan, seminar kesehatan yang digelar ini sebagai upaya mengedukasi para perempuan untuk mengenal kanker serviks. Karena belakangan ini, banyak perempuan yang menderita kanker tersebut, namun tidak mengetahui bagaimana cara mencegah atau mengobatinya.
“Makanya kita mengadakan seminar ini, dengan mengundang ahlinya. Kita ingin mengedukasi perempuan supaya lebih perduli dengan penyakit kanker. Kanker serviks yang dianggap sepele tapi itu sebenarnya
berbahaya,”pungkas Ayu sapaan akrab Asri Wahyuni.
Ketua Forhati Medan, Syafrida Juniaty, menambahkan, kegiatan ini sebagai acara berbagi bagi para perempuan.Selain tentang kesehatan, acara tersebut juga berbagi cerita cara mengasuh anak yang
paling tepat dengan potensi otaknya dengan media kognisi.
“Kami harapkan kegiatan ini bermanfaat sekaligus juga acara ini melaunching buku mengenal dunia literasi mengembangkan potensi kami di dunia literasi dan mudah-mudahan bisa menjadi stimulis bagi perempuan
lainnya se Indonesia,”pungkasnya.