Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Anak-anak korban pengungsi tsunami di Labuan, Banten tidur beralaskan terpal. Sudah 3 hari sejak peristiwa itu mereka mengungsi dan tidur seadanya.
Pantauan di Posko Dapur Umum Kemensos dan Dinas Sosial Provinsi Banten, Jalan Raya Labuan, Pandeglang Banten, Rabu (26/12/2018) pukul 19.00 WIB, tampak anak-anak di bawah usia 5 tahun tidur dengan alas terpal. Orang tua dari anak-anak tersebut terlihat menggunakan kertas untuk mengipasi anak-anaknya.
Terlihat pula anak-anak yang bermain di area posko tersebut. Lapangan futsal itu sengaja dijadikan posko untuk menampung korban tsunami di Pandeglang Banten.
Lumpur terlihat di sepanjang jalan di sekitaran posko itu. Posko itu nampak kumuh karena pengungsi mengantungkan baju-bajunya di sekitaran posko.
Salah satu pengungsi menyebut posko itu sudah berdiri sejak hari Minggu. Anak-anak para pengungsi sudah tidur beralas terpal sejak hari Minggu lalu.
"Kalau di sini memang tidurnya beralas selimut aja karena memang nggak ada tempat lagi. Tapi alhamdulillah aman," kata salah satu pengungsi, Ahas (45) di lokasi.
Untuk kebutuhan para pengungsi, Ahas menyebut sudah berkecukupan. Mulai dari kebutuhan anak-anak hingga dewasa sudah tercukupi.
"Makanan di sini alhamdulillah cukup semua, kebutuhan dari anak-anak sampai dewasa semua terpenuhi," ungkapnya.
Senada dengan Ahas, Khodijah (48) menyebut kebutuhan pengungsi sudah tercukupi. Namun ia mengeluhkan sulitnya akses menggunakan toilet karena harus mengantri dengan pengungsi lain.
"Kebutuhan di sini berkecukupan semua, paling hanya toilet ngantrinya panjang. Maklum sih karena banyak warga yang ngungsi," kata Khodijah.
Dikethui, posko itu dihuni oleh 1.126 pengungsi. Pengungsi itu berasal dari berbagai wilayah di sekitar Labuan, Pandeglang Banten. dtc