Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Setelah meraih best album 2018 versi POPHARI.COM dan 8LIGHTMEN.COM, salah satu lagu di album musik "Pangalo" karya Suparto Lumban Raja dari Desa Siallagan, Samosir, Sumatra Utara, juga menyabet lagu Indonesia Terbaik 2018 versi warningmagz.com.
Lagu yang terpilih itu berjudul "Menghidupi Hidup". Lagu ini masuk dalam 5 besar bersama dengan lagu-lagu yang cukup populer, antara lain "Seperti Rahim Ibu" (Efek Rumah Kaca). "Seperti Rahim Ibu" adalah OST untuk program talkshow Mata Najwa. Lagu lainnya yang masuk nominasi adalah "Kisah Kampungku" (Umar Haen) "Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti" (Navicula) dan "Jakarta, Jakarta" (Kunto Aji)
Menurut versi warningmagz.com, lagu "Menghidupi Hidup" dipilih karena penciptanya berhasil mengelaborasikan pandangannya terhadap pernyataan filsafat "Mencintai takdir walau itu buruk" yang dipopulerkan filsuf Nietzhe.
Berikut penggalan lirik lagu "Menghidupi Hidup" itu. //Hari berganti, apakah mimpimu juga berganti / mencoba kompromi dengan belukar hidup / yang teramat sulit tuk dimengerti / yang kerap kali melukai hati setiap pemimpi yang menjalani//
Suparto Lumban Raja yang dihubungi medanbisnisdaily.com, Sabtu (12/1/2019) mengaku sangat senang, karena karyanya itu sejajar dengan para nominator lainnya.
"Ia Bang, ini aku kirim video klipnya, makasih karena sejak awal sudah mengulas," katanya.
Di Chanel YouTube lagu ini sudah ditonton 48.730 kali. Seperti diberitakan sebelumnya album "Pangalo" dibuat di Bandung tahun 2018 lalu. Hampir semua lagu dalam album ini berisi tentang perlawanan terhadap pemodal yang merusak lingkungan di Kawasan Danau Toba (KDT). Lagu-lagunya unik karena menggabungkan narasi-narasi filsafat dengan kritik sosial dalam bahasa satir.
Ada 18 lagu di album itu. Di antaranya yang cukup menyolok, "Ribak Otorita" "Kami adalah Tuhan" "Majenun". Di lagu "Ribak Otorita" tertulis liriknya //Kami muak menjadi bidak yang diperbudak, dibajak sampai ke otak dan dipalak/kami Batak siap menyalak mengayuh kapak menolak menjual tambak kepada para tengkulak/persetan agenda otorita pariwisata/Danau Toba bukan milik negara dan pemerintah/tanah ini tak punya raja tak punya marga/tetapi milik bersama dari Oppung dan Debata... (dilanjutkan dengan reffrein emmatutu, horas!...