Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Bank Indonesia (BI) akan menggenjot pengembangan layanan non tunai di Danau Toba. Salah satunya dengan meningkatkan jumlah mesin Electronic Data Capture (EDC) di wilayah prioritas wisata Danau Toba, terutama di souvenir shop, toko ritel dan restoran. Jumlah EDC ditargetkan meningkat minimal 10% pada tahun 2019 menjadi 600 EDC.
Direktur BI Perwakilan Sumut, Andiwiana Septonarwanto, mengatakan, strategi lain untuk pengembangan layanan non tunai di Danau Toba adalah pembuatan flyer dan penambahan Informasi pada aplikasi TobaSmile mengenai Informasi hotel, rumah makan, souvenir shop, dan toko ritel yang menyediakan layanan pembayaran non tunai.
"Dengan begitu akan memudahkan pengguna uang elektronik untuk mengetahui lokasi-lokasinya," katanya, Jumat (18/1/2019).
Selain itu, akan ada penguatan jaringan komunikasi di wilayah prioritas pariwisata. Kemudian penyusunan model bisnis uang elektronik khusus di wilayah Danau Toba dan brainstorming model bisnis real time settlement.
Budaya masyarakat memang masih cenderung untuk menggunakan tunai. Bukan hanya untuk keperluan sehari-hari tapi juga untuk hari raya, pernikahan, kematian, dan lainnya karena dianggap lebih pasti dan aman.
Selain itu, mayoritas merchant tidak dapat mengelola keuangan untuk mendukung transaksi non tunai via EDC dan mayoritas EDC hanya tersedia di Tuktuk dan Parapat yang disediakan oleh hotel dan restoran. Kualitas jaringan komunikasi yang belum merata di seluruh kawasan wisata Danau Toba juga menjadi kendala minimnya layanan non tunai.
Karenanya, kata Andiwiana, perlu penguatan layanan pembayaran non tunai di wilayah wisata Danau Toba. Dengan strategi yang 'ditelurkan' BI ini, diharapkan mayoritas transaksi bisa beralih ke non tunai. Masyarakat serta wisatawan juga diharapkan lebih mudah bertransaki dengan semakin banyaknya EDC di kawasan Danau Toba.