Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Sejak pagi hari Edy menunggu di atas perahunya. Menjelang tengah hari baru keranjang demi keranjang berisi ikan dan udang berdatangan untuk dibawa ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Belawan yang jaraknya tak sampai 10 km. Namun, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk mencapainya.
Kepada medanbisnisdaily.com, Senin (21/1/2019), pria yang sejak 2009 membawa perahu pengangkut ikan di Belawan ini semakin resah karena sampah di Sungai Pegatalan menuju Belawan semakin banyak. Bentuknya tidak menentu. Mulai dari plastik biasa hingga spring bed atau sofa.
Sampah-sampah itu akan terlihat dengan jelas ketika air surut. Kondisi air surut saja sudah menyulitkannya untuk mengoperasikan perahu. Apalagi, kata dia, endapan lumpur berwarna hitam juga terus bertambah tebal. "Tak tertolong lah kalo banyak sampah begini. Ini dari atas dan di sini lah imbasnya. Mungkin orang-orang tak banyak yang menyangka dampaknya terasa sama kami gini," katanya.
Sitorus, Panggil saja demikian. Dia adalah seorang tauke pengepul ikan dan udang petambak di Desa Sei Mati, Kecamatan Medan Labuhan, Medan mengatakan, banyaknya sampah sangat menyulitkan perahu untuk melintas. Apalagi ketika muatan ikan dan udang banyak.
Perahu tidak bisa mengoperasikan perahunya dengan kencang karena kadar lumpur hitam di dalam air yang tebal, kemudian sampah plastik berterbangan ketika perahu melintas dan sangat berpotensi membuat kipas boat mengalami selip. "Sebenarnya tak sampai 5 km dari sini ke Belawan. Tak mungkin lari 60, atau kebelit. Sampahnya itu banyak kali dan memang tak bisa dikencangi di situ. Harus pelan," katanya.
Mulyadi, seorang petambak mengatakan, Sungai Pegatalan merupakan pecahan Sungai Deli. Sekitar sepuluh tahun silam, kondisi airnya masih bersih dan tidak banyak sampah sehingga banyak ikan-ikan yang bisa ditangkap masyarakat seperti ikan senangin dan sembilang. Ikan senangin membutuhkan air bersih. Sedangkan ikan sembilang masih bisa hidup dengan kondisi saat ini namun keberadaannya juga sudah sedikit.
Dari pantauan medanbisnisdaily.com di lokasi, sampah plastik hampir memenuhi badan sungai yang berwarna kehitaman di kejauhan. Lokasi tersebut tidak bisa dilintasi perahu. Sampah plastik juga banyak menempel di dedaunan pohon dan menyangkut di antara tanaman enceng gondok.