Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Peternak yang tergabung dalam Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) memprediksi pasokan jagung di panen raya kurang maksimal. Panen raya Jagung akan dimulai Maret 2019, sementara di Februari akan masuk 30.000 ton jagung impor.
Pinsar meminta agar pemerintah menambah impor jagung. Sekretaris Jenderal Pinsar, Leopold Halim mengatakan produksi jagung dalam negeri tergolong banyak, namun kebutuhan lebih banyak.
Alhasil, tak akan ada stok yang bisa disimpan saat musim tanam jagung. Oleh sebab itu impor diharapkan menjadi solusi menutup pasokan saat musim tanam.
"Prediksi kalau nggak impor bakal gini lagi (pasokan kurang). Produksi kita sih banyak, tapi pemakaiannya juga banyak," kata dia, Rabu (23/1/2019).
"Kalau kita nggak ada buffer stock (cadangan), harus impor. Jadi dikendalikan oleh Bulog harus model kaya beras," sambung dia.
Leopold menambahkan langkah pemerintah meminta Bulog agar bisa menyerap jagung di waktu panen sudah tepat, cuma ia tak yakin Bulog bisa menyerap maksimal.
"Betul (langkah pemerintah meminta Bulog serap jagung). Tapi jagung habis lah panen ini, habis duluan karena kan belum siap," tutur dia.
Sementara itu, pemerintah sendiri untuk memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri telah mengimpor jagung sebanyak 100 ribu ton di akhir tahun 2018. Kemudian melakukan tambahan sebanyak 30 ribu ton lagi di awal tahun 2019.(dtf)