Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Majelis Pimpinan Cabang (MPC) Pemuda Pancasila (PP) Deli Serdang angkat bicara terkait tewasnya kader Ikatan Pemuda Karya (IPK) bernama Jarisman Saragih (22), di Jalan Cemara karena dikeroyok sejumlah orang yang diduga anggota salah satu organisasi masyakarat (Ormas), Sabtu (2/2/2019).
Ketua Karateker MPC PP Deli Serdang, Edison Sianturi, mengatakan, sesuai laporan yang diterimanya dari Ketua PAC Percut Sei Tuan yang telah melakukan investigasi atas kasus tersebut, hasilnya tidak ditemukan atau tidak ada anggota PP yang terlibat melakukan penganiayaan itu.
"Atas peristiwa yang terjadi itu, jangan terlampau gegabah untuk menuduh jika pelakunya mutlak dilakukan oleh kader PP," ungkapnya kepada wartawan, Senin (4/2/2019).
Berdasarkan hasil investigasi itu pula, jelasnya, tim di lapangan menemukan bahwa peristiwa itu dilakukan oleh oknum masyarakat. Karenanya, ujar dia, pihaknya melihat, jika kasus yang terjadi itu tidak ada kaitannya dengan Pemuda Pancasila.
"Itu murni masyarakat. Karena itu, kita perintahkan agar semua kader untuk tetap menahan diri dan menjaga kondusifitas Kota Medan," tegasnya.
Untuk itu, Edison meminta kepada pihak kepolisian agar dapat dengan cepat mengusut tuntas kasus tersebut, supaya permasalahannya dapat segera tuntas (clear).
Selain itu, ia juga mengaku, jika nanti ada anggota PP yang terbukti sebagai pelaku, dirinya berjanji jika pihaknya akan menyerahkan secara langsung ke pihak yang berwajib.
"Tapi kita minta pihak berwajib juga pro aktif lah. Jangan terlalu lama mengungkap kasus ini," tandasnya.
Kepala Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, M Ruslan, mengatakan, peristiwa yang menyebabkan tewasnya kader IPK bernama Jarisman Saragih murni dilakukan oleh masyarakat. Ia juga menyebutkan, peristiwa itu berlangsung secara spontanitas.
"Sudah diinvestigasi, itu semua masyarakat, nggak ada unsur Pemuda Pancasila. Dan kini juga (pelaku) sudah diserahkan (ke polisi) melalui perwakilan Kadus selaku Polmas," terangnya.
Berdasarkan keterangan yang didapatnya, Ruslan menceritakan, peristiwa itu bermula usai Ormas IPK yang baru usai mengikuti pelantikan melewati Jalan Cemara. Di mana selanjutnya, masyarakat lalu melakukan penghadangan, karena merasa kesal rombongan Ormas IPK lewat jalan tersebut dengan ugal-ugalan.
"Jadi spontanitas. Ada beberapa masyarakat yang melihat ormas itu seperti ugal-ugalan menjatuhkan papan bunga. Lalu secara spontanitas, distop oleh masyarakat, bukan Pemuda Pancasila," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPD IPK Kota Medan, Thomas Purba menilai, pengeroyokan terhadap kadernya tersebut merupakan suatu perbuatan yang tidak berprikemanusiaan, dan tidak sportif dilakukan oleh sebuah organisasi.
"Seharusnya orang (korban) yang sudah tidak berdaya tidak boleh diperlakukan seperti itu. Satu orang dianiaya oleh puluhan orang sungguh tidak punya prikemanusiaan," ungkapnya kepada wartawan, di Kantor DPD IPK Medan Jalan Burjamhal, Medan, Senin (4/2/2019).
Selain itu, Thomas juga menegaskan jika kejadian ini bukanlah bentrok. Melainkan sebuah penghadangan, penganiayaan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh puluhan orang.
"Ini bukan bentrok, melainkan dicegat oleh kurang lebih 50 orang. Jadi sudah perencanaan dari awal. IPK tidak ada melakukan penyerangan," ujarnya.
Thomas mengatakan, selain merenggut nyawa satu orang, kejadian ini juga mengakibatkan satu orang kader IPK lainnya mengalami luka-luka. Satu kader tersebut, ujar dia, mengalami luka tembak dan dipanah.
"Mereka dipersenjatai, jadi ini sudah direncanakan. Kami minta polisi bertindak tegas menangkap pelaku, dan aktor intelektual dibalik kejadian ini," imbuhnya.
Thomas menduga ada motif lain dalam peristiwa ini, khususnya yang berhubungan dengan penyelidikan kepolisian soal perambahan hutan.
"Saya kira mungkin ini ada hubungan. Mungkin pengalihan dari masalah kemaren (alih fungsi hutan jadi perkebunan sawit), sehingga perhatian warga menjadi teralihkan," tegasnya.
Untuk itu, Thomas mengaku jika IPK siap mendukung Kepolisian dalam menuntaskan masalah ini. Selain itu ia juga mengaku, jika saat ini kepolisian telah mengamankan 3 orang terduga pelaku.
"Kalau memang kita sama-sama menginginkan kota Medan dan Indonesia kondusif, ini harus ditindak tegas. Semua pelaku harus ditangkap, supaya ini kejadian ini tidak terulang," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, suasana di Jalan Cemara, Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan dihebohkan dengan tewasnya kader IPK, Sabtu (2/2/2019) petang. Korban Jamin Saragih tewas dalam posisi terkapar dengan mengenakan baju seragam IPK.
Sebelum kejadian, diketahui korban baru selesai mengikuti pelantikan PAC IPK Kecamatan Medan Timur dan PAC IPK Medan Perjuangan di Lapangan Gajah Mada, Jalan Krakatau, Medan. Selanjutnya, sekitar pukul 16.00 WIB, korban pulang dengan menggunakan sepeda motor menuju Jalan Cemara tujuan Desa Pematang Johar, Kecamatan Labuhan Deli.
Namun setibanya korban di Jalan H Anif, ia dihadang oleh sejumlah orang tak dikenal yang diduga dari kubu Ormas kepemudaan lain. Kemudian ia pun dikeroyok hingga akhirnya korban meninggal dunia.