Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Palas. Sejumlah petani padi sawah yang tersebar di Kabupaten Padang Lawas (Palas) berharap agar pemerintah daerah setempat dapat melakukan perbaikan saluran irigasi ke areal persawahan padi yang mereka kelola.
Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya genangan air di areal persawahan petani pada saat meluapnya saluran irigasi induk, terutama pada musim penghujan. Sebab, jika hal itu terjadi, bisa berakibat petani gagal panen dan merugikan petani secara ekonomi.
Deddi W Lubis, satu petani padi sawah di Desa Hurung Jilok, Kecamatan Sosa, kepada wartawan, Minggu (10/02/2019) menyebutkan, sedikitnya ada 200-an hektare areal persawahan padi di daerahnya yang belum memiliki saluran irigasi permanen.
"Lokasi areal persawahan yang kami kelola di sini, merupakan areal persawahan warga masyarakat dua desa, yakni Desa Hurung Jilok dan Desa Pasir Jae yang luasnya diperkirakan 200-an hektare. Tapi, ratusan hektare lahan yang kami kelola ini belum memiliki saluran irigasi permanen, sehingga saat aliran air Sungai Sosa meluap kala hujan deras melalui saluran irigasi induk, sampai juga menggenangi persawahan padi kami," ungkapnya.
Seperti pada Desember 2018, lanjut Deddi, saat air Sungai Sosa meluap sampai menggenangi areal persawahan petani, sehingga banyak areal padi sawah petani yang terancam gagal panen dan terserang hama. "Makanya, kami sangat berharap perhatian dari pemerintah dan instansi terkait, agar dapat lebih serius memperhatikan kebutuhan petani padi sawah di sini, terutama dalam hal perbaikan saluran irigasinya," ujarnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Sosa, Nor Solatiah, saat dihubungi wartawan menyebutkan, sesuai data yang ada di pihaknya, ada seluas 663 hektare persawahan padi sawah yang tersebar di kecamatan itu dan dikelola masyarakat. "Seluas 442 hektare sudah memiliki irigasi permanen dan selebihnya masih irigasi alami," ujarnya.
Sebaran luasan areal persawahan di Kecamatan Sosa, lanjutnya, berada di Desa Hurung Jilok, Pasir Jae, Siborna, Parapat dan Desa Hapung. Di desa yang lain, masih ada juga areal persawahan yang dikelola masyarakat, namun dalam luasan yang lebih kecil.
Nor Solatiah juga mengakui, untuk lebih meningkatkan hasil produksi tanaman pertanian padi sawah yang dikelola petani di Kecamatan Sosa, sangat perlu dilakukan perbaikan saluran irigasi, dari saluran alami menjadi saluran irigasi yang permanen.
Seperti yang terjadi pada Desember 2018, kata dia, akibat curah hujan yang tinggi air Sungai Sosa meluap, sehingga ada 32 hektare lahan padi sawah petani yang tergenang air. "Kalau areal persawahan sudah tergenang air yang melebihi kebutuhannya, tentu akan berdampak pada pertanaman padi sawah. Setidaknya, padi akan terserang hama dan buruknya padi sawah terancam gagal panen," jelasnya.