Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengamat komunikasi politik dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Dr Anang Anas Azhar MA, menilai agama dan politik tidak perlu digiring untuk diceraiberaikan. Agama dan politik sebuah kesatuan senyawa yang ikut membangun politik sehat, toleransi dan penuh keberagaman.
"Politik sehat itu datangnya dari agama, politik santun itu muaranya akhlak. Karenanya, tak pantas agama dan politik dipisahkan apalagi diceraiberaikan," kata Anang Anas Azhar dalam ceramahnya bertajuk "Retorika dalam Politik" pada acara Darul Arqom Nasyiyatul Aisyiyah (DANA) I dan II yang digelar Pimpinan Daerah (PD) Nasyiyatul Aisyiyah Kota Medan, di Balai Diklat Pemprovsu Jalan Ngalengko Medan, Sabtu (23/2/2019).
Anang menyebutkan, pemisahan agama dan politik justru menggiring umat masuk pada faham radikal yang liberal. Liberal artinya umat dibebaskan memilih agama dan ketika agama bercampur politik untuk diperbincangkan, harus dipisahkan dan jangan ikut membawa ranah tersebut ke ranah agama.
"Ini jelas akan pincang. Politik tanpa agama, ibarat manusia kehilangan kaki sebelah," kata Anang yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Muhammadiyah Kota Medan ini.
Dalam ceramahnya, Anang sempat menyinggung peta politik pilpres terkini. Dia mengatakan, persepsi tim pemenang dan capres saat ini fokus tertuju kepada elektabilitas. Jadi, apapun dilakukan demi sebuah elektabilitas untuk memenangi kompetisi pilpres 17 April 2019 nanti.
"Tidak ada lagi jurang pemisah antara saudara sesama muslim, saudara sesama agama lain. Kita sengaja dibentukan demi sebuah elektabilitas sesaat," kata Anang.
Anang mencontohkan, panasnya geliat politik menjelang pilpres saat ini tidak terlepas dari upaya propaganda para tokoh-tokoh bangsa ini. Para politisi memunculkan ego tidak terhingga demi sebuah elektabilitas. Tokoh agama terkesan sengaja dibenturkan demi memenangi paslon dukungannya.
"Akhirnya, kita tidak bisa melihat lagi mana yang benar, mana yang salah. Karenanya, tugas kitalah sebagai umat biasa menyaring ini. Agar keberagaman di tengah perbedaan kita muncul sebagai perekat umat dan bangsa," katanya.
Kegiatan DANA I dan II PD Nasyiyatul Aisyiyah Kota Medan diikuti 100 peserta dari PCNA se Kota Medan. Sebagai organisasi otonom Muhammadiyah, PDNA Kota Medan akan terus melakukan perkaderan untuk mencari kader-kader yang handal membesarkan organisasi.
"Kita akan terus melakukan perkaderan sebagai upaya membesarkan organisasi kita, NA tetap berjalan," kata Ketua PDNA Medan Raudatul Husna Hasibuan.