Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Tingkat kemiskinan Indonesia tercatat turun ke level single digit, secara persentase 9,66% atau sekitar 25 juta orang per September 2018. Selain itu, pemerintah juga menekan tingkat ketimpangan pengeluaran atau gini rasio menjadi 0,384.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan masih menjadi fokus pemerintah. Namun hal tersebut bukan pekerjaan yang mudah.
"Negara seperti Indonesia yang penduduk banyak, tidak boleh ada masyarakat yang tinggi oleh karena itu kemiskinan tetap difokuskan," kata Sri Mulyani pada acara KADIN Entrepreneurship Forum 2019 di Shangrila Hotel, Jakarta, Rabu (27/2/2019).
Upaya pemerintah menekan angka kemiskinan, kata Sri Mulyani, dilakukan melalui banyak program. Seperti program keluarga harapan (PKH), Rastra, hingga bantuan sosial lainnya.
Sedangkan mengenai ketimpangan, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menyebutkan kerja keras saja tidak cukup untuk menekan ketimpangan. Sehingga dibutuhkan kerja sama dengan seluruh sektor.
Menurut Sri Mulyani, angka ketimpangan Indonesia juga tidak setinggi negara Amerika Latin yang pernah menyentuh 0,7. Sehingga, fenomena ketimpangan tidak hanya dialami oleh Indonesia saja.
"Di sana ada yang namanya Ronaldo, orang yang sangat kaya. Namun, most of them hidup kurang," ujar dia.
Tingkat ketimpangan Indonesia pernah mencapai pada level 0,4 dan itu menjadi warning bagi pemerintah. Sehingga, saat ini berhasil diturunkan menjadi 0,384.
"Bagi pelaku bisnis mungkin tidak appreciate ke 0,02, tapi untuk orang biasa di policy making process, menurunkan rasio gini tidak seperti menaikkan sales tiap tahun. butuh banyak intervensi," jelas dia.
Oleh karena itu, Sri Mulyani mengaku bahwa pemerintah akan terus membuat kebijakan penciptaan lapangan kerja yang berkualitas, demi memperbaiki pengeluaran masyarakat.(dtf)