Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membandingkan pemerintahan era Jokowi dengan zaman Orde Baru saat dipimpin oleh Soeharto. Dia menilai ada perbedaan yang cukup drastis.
JK mengatakan hal itu saat memberikan pidato kunci dalam acara Ecominc Outlook 2019 yang diselenggarakan CNBC Indonesia di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
JK menilai jatuhnya kepemimpinan Soeharto saat terjadi krisis ekonomi dasarnya disebabkan gaya kepemimpinan otoriter. Hal itu juga menyebabkan perekonomian hanya dikuasai oleh segelintir orang
"Apa sebenarnya berdasarkan sejarah, kenapa Soeharto jatuh, kenapa Venuzuela tidak ada kepastian, perang saudara, karena pemerintahannya otoriter dan nepotisme. Otoriter Pak Harto 30 tahun, kemudian ekonomi banyak dikuasai orang terbatas. Maka jatuhlah Pak Harto, apa ini terjadi di Indonesia," ujarnya.
Dia kemudian membandingkan dengan pengalamannya mendampingi Jokowi selama 4 tahun. JK menilai Jokowi jauh dari kata otoriter, meskipun dia dan para menteri sering direpotkan dengan rapat.
"Saya jamin pengalaman 4 tahun dengan Jokowi, beliau tidak kepikiran otoriternya, yang repot kita apa aja dirapatkan. Sampah aja dirapatkan, rapat dua-tiga kali, apalagi soal pertumbuhan. Kadang kadang Menkeu sibuk mencatat sampai lupa," ujarnya.
Sementara era Soeharto menurut JK lebih jarang menggelar rapat. Bahkan rapat hanya sebulan sekali. Berbeda dengan Jokowi yang kadang menggelar rapat 5 kali dalam seminggu.
"Kalau Pak Harto sebulan sekali rapat. Tiap Rabu itu tidak ekonomis sekali. Ini (era Jokowi) kadang kadang 5 kali seminggu. Tapi sekarang tidak karena beliau sering keluar daerah jadi aman aman saja kita sekarang agak santai," candanya.(dtf)