Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Malam Budaya dan Festival Alat Musik Tradisional Karo Kulcapi dan Keteng-keteng yang digelar di Jambur Taras 212, Jalan Namorih, Pancurbatu, Deli Serdang, berlangsung meriah, Sabtu (9/3/2019).
Ribuan penonton dari siang hingga malam hari memadati Jambur, untuk menyaksikan malam budaya sekaligus dihibur artis ibu kota Tio Fanta Pinem. Para penonton tampak larut mengikuti jalannya acara.
Dalam siaran pers yang diterima medanbisnisdaily.com, Senin (11/3/2019) siang, menyebutkan, acara itu merupakan kerjasama Sanggar Mejuah-juah Pancurbatu, Prananda Surya Paloh (PSP) Center dan Relawan Satu Hati Sumut, bersama masyarakat membuat festival untuk mengasah keterampilan muda-mudi di Pancurbatu memainkan Kulcapi dan Keteng-keteng.
Menurut Ketua Bidang OKK Partai Nasdem Sumut, Sudarto Sitepu, acara ini digelar sebagai bentuk apresiasi dan perhatian Partai Nasdem terhadap keberadaan alat-alat musik tradisional di Indonesia, khususnya alat musik Karo agar terus dirawat dan terlestarikan dengan baik.
Dalam budaya Karo, iringan musik tradisional Kulcapi dan Keteng-keteng sering terdengar dibawakan di berbagai hajatan. Selain itu, kedua alat musik ini juga ikut melengkapi beberapa alat musik tradisional seperti gendang dan sarunai.
"Namun sekarang ini, sudah sangat jarang dipakai. Lebih banyak sekarang menggunakan keyboard, karena di dalamnya sudah ada beberapa instrumen musik Karo seperti Kulcapi dan Keteng-keteng ini," ucap Sudarto Sitepu.
Disebutkannya, Kulcapi memang dari dulu sudah digunakan sebagai pengiring acara-acara hajatan yang ada di Karo, begitu juga dengan Keteng-keteng dan tiupan Sarunai, ketiganya saling melengkapi. Ketiga alat musik ini masih terlestarikan, khususnya di Tanah Karo.
"Di Karo ini masih ada, namun di wilayah Deliserdang sedikit agak tertinggal untuk pelestarian seni budayanya dibandingkan dengan di Karo. Karenanya, kami sangat mengapresiasi panitia yang sudah membuat acara seperti ini," tuturnya.
Chj. Gultom selaku Ketua Relawan Satu Hati Sumut mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan malam budaya itu. Menurutnya, salah satu cara untuk mengangkat pembangunan jiwa adalah melalui peradaban yang sudah kita punya yakni seni budaya.
"Maka terwujudnya hal itu, salah satunya bisa dilakukan lewat alat musik," pungkasnya.
Dalam malam budaya itu, enam orang terpilih sebagai pemenang Festival alat musik Kulcapi dan Keteng-keteng dari kategori yang diperlombakan usia 12 sampai 20 tahun.