Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kalangan pengusaha di Kawasan Industri Medan (KIM) 2 resah karena masih saja terjadi pemadaman listrik sejak 5 Maret 2019 hingga saat ini. Hal itu pun memberi dampak kerugian bagi pengusaha.
Kemudian PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumut yang kerap memadamkan listrik di KIM 2 itu, dituding pengusaha hanya mau mencari untung dengan kebijakan pemadaman tersbut.
Dicky Andi, salah satu pengusaha di KIM 2 bahkan menyebutkan PLN UIW Sumut hanya memanfaatkan kurangnya pasokan daya akibat gangguan pada PLTP Sarulla 330 MW saat ini. Artinya berdalih gangguan Pembangkit Sarulla itu, PLN memilih mengorbankan para pelanggan pengusaha di KIM 2 daripada memberikan solusi bagaimana agar tidak terganggu operasional di KIM 2.
PLN UIW Sumut memilih KIM 2 sebagai titik pelanggan pemadaman listrik. Sejak 5 Maret 2019, pemadaman listrik di KIM 2 berlangsung beberapa jam, mulai dari 1 jam, 2 jam bahkan sampai 5 jam setiap malam hari.
"Seharusnya karena kawasan vital, KIM 2 bukan prioritas untuk pemadaman aliran listrik karena pemerintah menjamin dari sisi manapun untuk kelancaran operasponal KIM 2. Namun PLN seolah-olah tutup mata," ujar Dicky Andi kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (22/3/2019).
Lantas, apa untung PLN dengan memadamkan listrik di KIM 2? Menurut Dicky ada beberapa hal. Pertama, agar pengusaha di KIM 2 beralih menjadi pelanggan prioritas PLN. Kedua agar PLN tidak diserang masyarakat.
Setiap pengusaha mengkomplain pemadaman, PLN selalu memberi alasan klise yang ujung-ujungnya menawarkan pelanggan prioritas. Pada Kamis (21/3/2019) sewaktu terjadinya pemadaman 20 jam mulai Rabu (20/3/2019), beberapa petugas PLN mendatangi pengusaha di KIM 2 dan malah gencar menawarkan masuk ke pelanggan prioritas.
"Pengusaha di KIM 2 tidak mengharapkan penawaran masuk ke pelanggan prioritas sebagai solusi pemadaman, melainkan mengupayakan cara lain agar tidak menjadikan KIM 2 sebagai titik pemadaman karena KIM 2 objek vital," kata Dicky.
Menurut Dicky, pengusaha masih berat hati untuk beralih ke pelanggan prioritas. Sebab tarif per kwh pelanggan prioritas lebih mahal dari pelanggan reguler. Kedua, karena secara umum pendapatan pengusaha belum mampu menjadi pelangggan prioritas.
"Untung tidak seberapa, ekonomi saat ini belum baik. Biaya operasional juga semakin besar. Kami belum sanggup menjadi pelanggan prioritas. Tolong agar kami jangan dibebani menjadi pelanggan prioritas dan beban kami jangan diberatkan dengan pemadaman listrik," kata Dicky.
Kerap terjadinya pemadaman listrik di KIM 2 sejak 5 Maret 2019 hingga saat ini, sebut Dicky Andi lebih lanjut, merugikan para pengusaha. Kerugian dari sisi produksi karena target tak tercapai.
Kerugian berikutnya karena harus menggunakan bahan bakar solar untuk produksi yang membuat biaya besar. "Sudahlah biaya besar, namun dengan pakai genset tetap juga produksi tak sesuai target, menurun," ungkapnya, seraya meminta dengan tegas agar pengusaha di KIM 2 tidak dibodoh-bodohi PLN.
Namun PLN UIW Sumut membantah apa yang disebutkan Dicky Andi. Manajer Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) PLN UIW Sumut, Aulia Mahdi, memahami keresahan para pengusaha di KIM 2. Namun dia menyampaikan beberapa klarifikasi.
Aulia Mahdi mengatakan, memang benar saat ini pelayanan listrik PLN kepada pelanggan terganggu karena kurangnya pasokan dari terganggunya Pembangkit Sarulla. "Betul masih terjadi pemadaman, tetapi nggak lebihlah dari 2 jam, pernah paling lama juga 3 jam," ungkapnya.
Namun Aulia Mahdi membantah jika PLN UIW Sumut disebut mengambil untung dari pengusaha KIM 2 dengan memanfaatkan pemadaman listrik. Sebab, tak hanya KIM 2 yang mengalami pemadaman, tetapi pelanggan tegangan tinggi, tegangan menengah dan rumah tangga juga merasakan.
"Jadi, dalam hal ini kami tidak pilih-pilih kasih, ke semua jenis pelanggan juga pelayanan sama sebab karena keadaan kurangnya pasokan yang memaksa harus dilakukan pemadaman. Hanya saja ada perbedaan memang antara pelanggan reguler dan prioritas karena aspek bisnis," sebutnya.
Begitu pun, lanjut Aulia Mahdi, PLN UIW Sumut tetap berupaya agar gangguan dari Pembangkit Sarulla itu, tidak memberi dampak luas bagi pelanggan. "Pasokan daya terus kita upayakan, koordinasi dengan pihak Pembangkit Sarulla juga terus diintensifkan dan kita coba untuk seadil mungkin bilamana harus melakukan pemadaman," katanya.
Soal pihaknya malah gencar menawarkan layanan prioritas kepada pengusaha di KIM 2, menurut Aulia Mahdi adalah sah-sah saja. Sebab selain melayani pelanggan di seluruh pelosok Sumut, PLN sebagai entitas bisnis juga menjalankan aspek bisnis.
"Wajar kami menawarkan sesuatu yang lebih kepada pelanggan melalui layanan prioritas, yang tentunya juga dengan harga yang lebih mahal dari pelanggan reguler. Namun kan sepenuhnya tergantung pelanggan bersedia atau tidak atau tidak dipaksa," katanya.