Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Surabaya. Polisi membongkar penyelundupan hewan langka untuk dijual ke luar negeri. Ada sembilan pelaku yang diungkap, namun satu diantaranya masih menjadi DPO.
Direskrimsus Polda Jatim Kombes Akhmad Yusep Gunawan mengatakan para pelaku menangkap hewan-hewan ini dengan cara yang keji. Mulai dari membunuh induknya dan mengambil anaknya hingga mengawetkan hewan dengan air keras.
"Untuk melakukan penangkapan, dilihat dari barang bukti yang ada binatang-binatang yang masih kecil atau yang baru dilahirkan atau anak-anak," kata Yusep saat rilis di Mapolda Jatim Jalan Ahmad Yani Surabaya, Rabu (27/3/2019).
Selain itu, Yusep mengatakan pihaknya menemukan pecahan proyektil yang diduga digunakan pelaku untuk membunuh para induk hewan.
"Karena setelah diambil keterangan yang bersangkutan untuk mengambil dari hewan tersebut dengan membunuh induknya. Ini Salah satu bukti pecahan proyektil yang kita temukan yang sedang kita kembangkan untuk mencari senpi atau alatnya," lanjutnya.
Sementara saat ditanya dari mana pelaku mendapatkan hewan langka, Yusep menyebut para hewan didapat dari habitatnya. Namun bukan dari hasil budidaya, tetapi hasil berburu.
"Kita lihat bersama seperti komodo dari Pulau Komodo itu sendiri dan dia dapat bukan dari hasil budidaya dan kemudian ditemukan juga ada kakatua, baik kakak tua jambul kuning maupun oranye yang mana kita ketahui kuning itu dari Papua dan Maluku dan semuanya dilindungi begitu juga trenggiling," imbuhnya.
Kemudian, hewan buruan ini dikirim menggunakan truk, untuk selanjutnya dinaikkan kapal hingga pesawat ke tempat tujuan.
Sedangkan untuk pemasarannya, para pelaku menawarkan hewan langka melalui laman facebook Thalita Juliar dan akun Mild Bold Call. Yusep menambahkan jaringan ini sudah beroperasi dari 2016, ada pula salah satu tersangka yang merupakan residivis.
"Ini dilakukan oleh para residivis dan jaringan barunya. Jaringan ini sudah beroperasi sejak tahun 2016 sudah beroperasi dan untuk residivis sudah tujuh kali dalam operasi ini," pungkasnya.(dtc)