Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Washington. Koalisi internasional pimpinan Amerika Serikat yang memerangi kelompok ISIS di Suriah dan Irak mengakui bahwa setidaknya 1.257 orang warga sipil telah tewas dalam serangan-serangan udara sejak operasi militer, Operation Inherent Resolve, dimulai pada tahun 2014.
Koalisi internasional dalam sebuah statemen, menyatakan bahwapihaknya telah melakukan 34.038 serangan udara antara Agustus 2014 dan akhir Februari tahun 2019 ini.
"Setidaknya 1.257 warga sipil telah secara tidak disengaja, tewas akibat serangan-serangan Koalisi sejak awal Operation Inherent Resolve," demikian disampaikan koalisi seperti dilansir kantor berita AFP, Jumat (29/3/2019).
Koalisi AS juga mengumumkan bahwa pihaknya telah menerima 147 laporan kemungkinan korban jiwa warga sipil dan baru menganalisa satu laporan, yang terbukti kredibel. Sebanyak 146 laporan lainnya masih belum bisa dipastikan.
Adapun laporan yang kredibel tersebut adalah mengenai serangan udara terhadap sebuah pabrik amunisi pada 13 September 2017 di dekat Rawa, Irak. Dua warga sipil juga terluka dalam serangan itu.
Sementara itu, Airwars, sebuah NGO yang memonitor korban jiwa warga sipil akibat serangan-serangan udara di dunia, memberikan angka korban jiwa yang berbeda. Menurut Airwars, setidaknya 7.595 warga sipil tewas dalam serangan-serangan udara koalisi AS. Jumlah ini jauh lebih besar daripada angka yang disampaikan pihak koalisi.
Angka yang disampaikan koalisi tersebut tidak mencakup serangan-serangan udara beberapa pekan terakhir terhadap para militan ISIS. Pada 23 Maret lalu, kelompok radikal tersebut dinyatakan kalah total oleh Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS.(dtc)