Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bantul - Di Kabupaten Bantul atau wilayah DIY bagian selatan juga terdapat beberapa perguruan tinggi. Namun dibandingkan perguruan tinggi yang ada di wilayah utara atau Sleman, untuk biaya hidup mahasiswa lebih murah.
Beberapa perguruan tinggi ini seperti Institut Seni Indonesia (ISI), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Politik ATK yang merupakan perguruan tinggi di bawah naungan Kementerian Perindustrian RI, Universitas Alma Ata, Sekolah Tinggi Teknologi Kedirgantaraan, Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto (STTA) dan lain-lain.
Berapakah biaya hidup yang diperlukan seorang mahasiswa yang tinggal di Bantul atau menempuh studi di kampus yang ada di wilayah itu?
Salah seorang mahasiswa UAD, Hasan Asy Arie (19) menjelaskan selama satu bulan ia dijatah uang saku sekitar Rp 1 juta oleh orangtuanya. Menurutnya, uang saku tersebut hanya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari.
"Kalau sebulan habis (biaya) berapa sebetulnya nggak tentu juga, tapi biasanya sebulan itu saya dikasih Rp 1 juta (sama orangtua). Tapi kadang dikasih lebih juga sih, dan itu (uang saku dari orangtua) sudah cukup untuk hidup sebulan," katanya saat ditemui di komplek Masjid Islamic Center UAD, Ringroad Selatan, Kabupaten Bantul.
Menurut mahasiswa angkatan 2018 ini, uang saku yang diterimanya tersebut dipergunakan untuk makan, biaya transportasi, pulsa dan kebutuhan lainnya. Mengingat untuk biaya untuk sekali makan ia tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam.
"Ya sekitar Rp 8 ribu untuk sekali makan, itu sudah sama minum lho, dan harga itu kalau di sekitar kampus. Karena kalau di kantin harganya lumayan, tapi tetap saya anggap biaya hidup di sini (sekitar kampus UAD) terjangkau," ucapnya.
Sedangkan untuk biaya tempat tinggal selama kuliah di UAD, mahasiswa jurusan Matematika ini menyebutkan tinggal kepintaran masing-masing dalam memilih indekos. Menurutnya hal itu penting karena berpengaruh terhadap pengeluaran sehari-hari.
"Sebelumnya saya kos di daerah seberang kampus, sebulannya Rp 500 ribu, tapi karena jarak sama kampus jauh akhirnya pindah di daerah belakang kampus, tepatnya di Wirosaban," ujarnya.
"Kos di Wirosaban perbulannya Rp 650 ribu, itu kalau ambil 3 bulan langsung, karena kalau ambil perbulan bayarnya malah Rp 700 ribu. Ya memang lebih mahal dari yang dulu, tapi kan dekat kampus dan bisa menghemat biaya bensin," imbuh Hasan.dtc