Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Puluhan warga Tionghoa melakukan ziarah menjelang perayaan hari raya Cina, Cengbeng, di Pemakaman Cina, Jalan Stasiun, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor, Medan, Minggu (31/03/2019).
Ziarah kuburan ini merupakan tradisi masyarakat Tionghoa dan memiliki makna untuk menghormati leluhur. Perayaan Cengbeng biasanya jatuh pada April pada tanggal 5 menurut penanggalan kalender Lunar.
Sekitar dua minggu sebelum tanggal 5, masyarakat Tionghoa sudah mulai melakukan sembahyang di kuburan. Masyarakat Tionghoa biasanya akan berkumpul bersama keluarga pada peringatan ini.
Selain melakukan sembahyang dengan menggunakan hio dan lilin merah. Para peziarah juga membakar beberapa sesajen terbuat dari kertas digambari sebagai uang, pakaian, sepatu dan mainnya. Hal itu mereka lakukan berharap apa mereka bakar dapat diterima kepada keluhur mereka telah tiada. Bahkan doa tersebut agar telah meninggal bisa tenang.
Seorang tokoh Tionghoa Medan, Djohan Tjongiran, mengatakan, perayaan Cengbeng lebih penting daripada perayaan Imlek, namun bukan berarti Imlek tidak penting.
"Kita setahun sekali kumpul semua sama saudara yang jauh-jauh atau dari mana. Mungkin ada cucu baru, disitu kita tahu. Di Cengbeng ini kita berkumpul sama keluarga. Menurut saya Cengbeng penting, mengingat jasa leluhur itu penting," ujarnya.
Tarno yang menjaga makam tersebut mengatakan, dalam seminggu ini jumlah peziarah datang terus meningkat, terutama pada hari libur. Kedatangan warga keturunan Tionghoa untuk ziarah Cengbeng. “Hari ini puncaknya mereka ziarah,” ujarnya.
Dikatakannya, ratusan warga datang dengan menggunakan mobil pribadi dari berbagai daerah, sehingga kuburan terlihat ramai. Bahkan sebagian warga sekitar ketiban rezeki. “Banyak juga warga ketiban rezeki, baik jaga parkir, berdatang maupun membersihkan kuburan,” paparnya.
Sementara itu, Boy Tan (48), warga Medan saat melaksanakan sembahyang Cengbeng di kuburan Cina Jalan Stasiun, Kelurahan Kedai Durian, Kecamatan Medan Johor, Medan mengatakan, tradisi Tionghoa hari raya Cengbeng dalam bahasa Mandarin adalah Qingming, di mana orang Tionghoa datang beramai-ramai untuk pergi kepemakaman orangtua atau leluhur untuk memberikan doa dengan upacara penghormatan.
“Satu keluarga kami ada dari Medan, Malaysia kumpul dan ziarah dikuburan orangtua dan keluhur,” ujarnya.
Menurutnya, Cengbeng merupakan salah satu dari 24 Jieqi ditentukan berdasarkan posisi bumi terhadap matahari.
"Bila kita artikan, kata Cengbeng, maka Cheng berarti cerah dan Beng artinya terang, sehingga bila digabungkan, maka Cengbeng berarti terang dan cerah. “Di kuburan habis upacara penghormatan dilakukan membersihkan kuburan, bakar lilin, hio dan menebarkan kertas sampai dengan membakar kertas sering dikenal dengan Gincua dalam mandarin Yinzhi (kertas perak),” katanya.