Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sidang lanjutan bentrok di lahan pembangunan Islamic Center (lahan garapan;red), Jalan Bakti 8, Desa Bandar Klippa, Kecamatan Percut Sei Tuan, yang menyeret Sabri Syam alias Babe ke penjara karena dituduh melakukan pembacokan, terus bergulir di Pengadilan Negeri (PN) Labuhan Deli, Cabang Lubuk Pakam, Senin (22/4/2019).
Sidang agenda pengambilan keterangan 4 saksi korban ini justru menjadi penilaian penting bagi 3 hakim yang memimpin persidangan. Pasalnya, saksi Roy dan Erlangga memberi keterangan tidak sinkron alias berbeda.
Roy menyebut terdakwa Sabri Syam alias Babe membacok korban Ibrahim di kaki sebelah kiri. Sementara saksi Erlangga menyebut Babe membacok kaki korban sebelah kanan. Bahkan anehnya saksi Freddy meyakinkan tidak ada melihat terdakwa membacok korban.
"Saya 5 meter dari tempat kejadian. Korban jatuh ke parit dan dibantu kawan kami Zoel. Saat itu lah korban dibacok Surya yang saya lihat. Kalau Babe saya tidak ada melihat membacok," sebut Freddy saat memberi keterangan pada hakim.
Namun berdasarkan dari keterangan saksi yang berbeda itu, kuasa hukum terdakwa Dame Ria Sagala SH meminta agar hakim mempertimbangan keterangan saksi yang berbelit dan berbeda dengan pembuktian bahwa pembacokan yang dituduhkan pada kliennya adalah rekayasa.
Sementara Hakim Ketua, S. Simbolon SH dalam persidangan sempat melontarkan ketidakyakinan dirinya pada saksi bahwa saksi disebut petani dalam BAP di kepolisian.
"Tidak yakin saya kalau kalian petani. Yang iyanya ini perebutan lahan. Lagian seperti kalian ini cocok jadi bodyguard," seloro Hakim S Simbolon kepada saksi.
Ia pun menyebutkan, kasus yang dipersidangan ini kasus yang tidak perlu dibesar-besarkan. Sebab kedua belah pihak menurutnya sama-sama dirugikan.
"Ini sebenarnya kasusnya tidak perlu dibesar-besarkan. Karena kalau pun ada korbannya tapi korban bisa beraktivitas. Jadi di sini sama-sama jadi korban. Kalau si korban luka, terdakwa di penjara. Jadi setelah ini berdamailah ya. Karena tidak ada perlu direbutkan, lahan itu tidak millik keduanya tapi milik negara," sebut hakim pada saksi.
Pantauan wartawan di persidangan, kuasa hukum terdakwa Dame Ria Sagala, SH sempat menunjukan peta denah lokasi kejadian di hadapan hakim dan para saksi - saksi untuk memperjelas kronologis sebenarnya. Sementara terdakwa tetap bersikeras pada keterangannya bahwa keterangan saksi itu tidak benar yang menuduhnya melakukan pembacokan.
"Semua keterangan saksi itu bohong pak hakim. Saya tidak ada membacok korban. Ini rekayasa supaya saya terjerat," sebut terdakwa pada hakim.
Di luar persidangan, terdakwa saat ditemui wartawan mengaku tidak ada melakukan pembacokan. Menurutnya pada bulan Januari 2019 itu sudah jelas kelompok korban ingin menguasai lahan yang saat itu lagi pembangunan Islamic Center yakni yang dimulai dengan pembangunan masjid di sana.
"Kelompok korban ramai-ramai, memberhentikan alat berat yang saat itu meratakan lahan. Dan mengajak perang pada pekerja yang ada saat itu," kisahnya.
Lanjutnya lagi, karena takut oprator alat berat dan pekerja lalu memanggil dirinya yang saat itu masih lagi tidur. Singkat cerita terdakwa yang datang ke lokasi berdebat dengan Hendrik CS yang saat itu ada 50 orang lebih di belakangnya. Tak lama berdebat, Hendrik CS langsung menyerang terdakwa dengan peralatan senjata tajam lengkap.
Karena perkelahian tidak seimbang, warga yang melihat itu langsung membantu terdakwa dan memukul mundur Hendrik CS. Dan bersaman itulah korban Ibrahim jatuh ke parit. Terdakwa yang tidak mau terjadi apa-apa pada korban langsung menghetikan warga untuk melukainya. Selanjutnya korban pun dibantu temannya dibawa pergi.
"Jadi saya heran, masa saya yang melarang warga bacok. Eh malah awak pulak dibilang membacok, saya tau mereka sengaja merakayasa bilang saya yang bacok agar saya masuk penjara lalu mereka mau menguasai lahan itu. Orang bangun masjid pun diributi aneh," kesal Sabri.
Keterangan Sabri pun diaminkan Dewi warga yang melihat langsung kejadian. "Ia saya lihat sendiri memang tidak ada babe membacok. Malah mereka yang ku lihat membacok babe," sebut Dewi pada wartawan saat menelusuri lokasi kejadian.