Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 80 poin atau melemah cukup dalam sebesar 1,25% di level 6.374. Pergerakan IHSG hari ini disinyalir mengikuti pelemahan yang terjadi di bursa Wallstreet dimana saham-saham di Wallstreet mengalami pelemahan akibat inflasi yang rendah. Selain itu, sikap The Fed yang masih mempertahankan suku bunga The Fed di posisi yang sama seperti sebelumnya juga ikut mempengaruhi pergerakan saham-saham Wallstreet.
"Namun, IHSG masih akan merespon laboran keuangan emiten di kuartal I tahun ini. Sehingga laporan keuangan emiten diharapkan mampu menahan gejolak pelemahan IHSG," kata analis pasar keuangan, Gunawan Benjamin, Kamis (2/5/2019).
Pada perdagangan hari ini, seluruh sektor saham mengalami pelemahan. Tercatat, saham-saham di bursa Wallstreet melemah dimana indeks Dow Jones turun 0,612%, Nasdaq turun 0,565%, S&P 500 turun 0,75% dan NYSE Turun 0,877%. Sementara bursa Asia Bergerak campuran dimana Indeks Hangseng naik 0,825%, Shanghai naik 0,517%, STI turun 0,2% dan Kuala Lumpur turun 0,568%.
Menyambut bulan puasa Ramadan, saham-saham sektor manufaktur yang tergabung dalam sub sektor textil dan garment seharusnya mengalami penguatan karena akan ada peningkatan penjualan produk tekstil terutama pakaian. Namun tampaknya ini belum direspon oleh investor saham dimana pelemahan saham manufaktur hari ini melemah cukup dalam. "Saya kira ini peluang yang bagus ya untuk mengoleksi saham ini," kata Gunawan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini bergerak stabil. Rupiah berada dikisaran level Rp 14.246 per dolar AS. Begitupun, rupiah tetap tercatat mengalami penguatan tipis. Tampaknya pelaku keuangan baru merespon positif adanya peringkat outlook stabil (BBB) dari lembaga pemeringkat Rating and Investment Information Inc (R&I).
"Saya kira penguatan rupiah juga terimbas oleh penentuan suku bunga The Fed yang ditetapkan masih sama seperti sebelumnya. Pelaku pasar keuangan di AS menginginkan pemangkasan suku bunga namun hal ini tidak sejalan dengan keputusan The Fed yang tetap menetapkan suku bunganya dilevel yang sama. Sehingga dolar melemah diantara beberapa nilai tukar mata uang asing," kata Gunawan.