Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Mengutip Reuters, Sabtu (4/5/2019), berdasarkan sumber sektor keuangan hal ini menandai jika ekonomi negara tersebut makin mengalami kemunduran di tengah krisis yang menyebabkan hiperinflasi.
Bank asing di Venezula saat ini sudah tak lagi melakukan transaksi karena AS akan memberikan sanksi untuk bank yang kedapatan masih menjalankan operasionalnya. Karena itu bank sentral kini tak lagi bisa melakukan operasi valas secara non tunai.
Padahal selama bertahun-tahun Venezuela sudah menggunakan layanan non tunai untuk transaksi valas. Misalnya untuk pembayaran impor bahan baku atau impor mesin.
Bank-bank juga takut jika membantu klien mereka untuk transaksi non tunai. Karena hal tersebut justru akan membahayakan hubungan dagang mereka dengan pihak lain.
Perusahaan-perusahaan di Venezuela kini menggunakan Euro untuk pembayaran gaji atau bonus. Akibat inflasi yang mencapai 2 juta persen banyak karyawan yang tak ingin dibayar dalam mata uang bolivar.
Venezuela saat ini memang meningkatkan penggunaan Euro dibandingkan dolar AS. "Membayar karyawan secara tunai dengan Euro adalah hal yang baik," ujar sumber. Dia menyebut rata-rata perusahaan membeli sekitar 20.000 Euro atau setara US$ 22.000.
Hingga berita ini diturunkan, bank sentral dan Kementerian Informasi Venezuela tidak memberikan komentar terkait informasi tersebut.
Dalam beberapa waktu terakhir bank-bank di Venezuela sudah menjual 6 juta Euro per minggu dalam bentuk tunai. Mobil lapis baja digunakan untuk membawa tumpukan uang itu dari bank sentral. Pecahan yang didistribusikan adalah 20,50 dan 100 euro.(dtf)